Selasa, 10 Agustus 2021

Sejarah Hidayatullah

Hari ini, 1 Muharram 1443 H, atau 10 Agustus 2021, Hidayatullah genap berusia 50 tahun. Di usia yang setengah abad ini, banyak hal yang telah dicapai Hidayatullah, dan banyak pula yang harus direnungi. Berikut adalah rangkaian sejarah perjalanan Hidayatullah yang saya kemas dalam 5 artikel. Rangkaian ini tersaji juga di www.hidayatullah.com dan www.hidayatullah.or.id, serta beberapa situs lainnya. Selamat mengikuti.


Dari Syanggit ke Balikpapan

Artikel pertama dari lima tulisan |

Syanggit adalah sebuah desa di Libya, tepatnya di sebelah selatan kota Tripoli. Dari desa inilah Ustad Abdullah Said, pendiri Hidayatullah, terinspirasi untuk mendirikan kampung pengkaderan. Seperti apa gambaran desa ini? Simak di artikel berikut:

Tempat Hijrah yang Menjadi Tonggak Sejarah

Artikel kedua dari lima tulisan

Tak mudah ternyata mewujudkan cita-cita membangun kampung pengkaderan sebagaimana Desa Syanggit. Lika-liku kehidupan rupanya memaksa Ust Abdullah Said hijrah ke seberang pulau. Tapi qadarallah, justru dari sinilah tonggak sejarah itu dimulai. Silahkan simak selengkapnya pada artikel berikut:


Kampus Ber-Qur'an Itu Bernama Hidayatullah

Artikel ketiga dari lima tulisan |

Gunung Tembak, Kalimantan Timur, adalah tempat yang ditakdirkan Allah Ta'ala bagi Ust Abdullah Said untuk mendirikan kampung pengkaderan yang  ia namakan Kampus Hidayatullah. Seperti apa kampus yang luasnya 120 hektar ini?  Bagaimana pula Ust Abdullah Said melakukan pengkaderan di kampus tersebut? Simak ceritanya pada artikel berikut: 


Dari Gunung Tembak Menyebar ke Nusantara

Artikel keempat dari lima tulisan |

Setelah Kampus Hidayatullah di Gunung Tembak berdiri, Ust Abdullah Said mulai mengembangkan sayap-sayap dakwahnya. Tak sekadar di Kalimantan Timur, tapi juga di seluruh Nusantara. Bagaimana kisahnya? Simak pada artikel berikut ini:


Tetap Melangkah Meski Terjeda

Artikel kelima dari lima tulisan |

Tahun 1998, Allah Ta'ala akhirnya memanggil pulang Ust Abdullah Said. Mata yang selalu menatap tajam itu tertutup rapat untuk selamanya. Tugas beliau di dunia sudah selesai. Lantas bagaimana perjalanan Hidayatullah selanjutnya? Simak pada artikel berikut ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat