Selasa, 25 September 2018

Haji Adalah Bukti

Haji berasal dari kata hujjah. Artinya  bukti. Namun, bukti yang dimaksud bukanlah simbol-simbol yang kerap menipu manusia seperti kopiah putih atau sorban putih, walaupun kebanyakan orang ingin membuktikan bahwa dirinya benar-benar telah berhaji dengan simbol-simbol tersebut. Bukan! Bukan itu!

Haji adalah bukti kecintaan dan ketaatan kita kepada Allah Ta'ala. Kita disuruh berkorban harta, waktu, dan tenaga agar bisa menuju Baitullah, kita taat seraya berkata, "Labaik Allahumma labaik"

Kita disuruh bermalam di Mina, berdiam di Arafah, dan tidur di Muzdhalifah, kita juga taat seraya berkata, "Labaik Allahumma labaik."

Kita diperintahkan melempar jumrah dan mencukur rambut, kita pun taat seraya berseru, "Labaik Allahumma labaik"

Begitu pula ketika kita disuruh mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali dan berlari-lari kecil dari Bukit Shafa ke bukit Marwah. Kita tak membantah seraya terus berucap "Labaik Allahumma labaik"

Itulah bukti ketaatan kita kepada Allah Ta'ala. Tak pernah kita mempersoalkan mengapa harus mengenakan dua lembar kain putih saat berihram, bukan baju dan celana saja supaya lebih simpel? Mengapa harus tidur di bawah langit saat di Muzdhalifah, bukan di dalam tenda saja? Mengapa harus mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, bukan sekali saja?

Bukti ketaatan ini harus terus ada setelah kita pulang ke Tanah Air. Taat syariat tanpa syarat. ***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat