"Apakah kita sudah sampai di Madinah?" kata Ibrahim Wugaje Haruna, kepala suku Kokoda, salah satu suku di Sorong, Papua Barat. Konon, suku ini terkenal keras dan kerap membuat onar.
"Ya," jawabku.
Ketika itu, Selasa 22 Agustus 2017, bis yang mengantar kami berhenti di depan Kantor Pusat Penerimaan Haji dan Umroh, di jalan al Hijrah.
"Alhamdulilah... alhamdulillah," kata Ibrahim berulang kali. Ia melemparkan pandangannya ke sekeliling. Ada bebukitan batu yang gersang. Tak ada tumbuhan. Sementara udara begitu panas, kering, dan menyengat. Sinar matahari yang menerpa kulit terasa seperti gigitan serangga-serangga kecil. Suhu di kota Madinah ketika itu menunjukkan angka 39 derajat celcius.
Ibrahim lalu menempelkan ujung jarinya ke tanah, menciumnya, dan mengusapkan telapak tangannya ke muka. Mungkin itu bentuk rasa syukurnya sebab Allah SWT telah menakdirkanya tiba di kota yang dulu pernah dibangun oleh Rasulullah SAW.
"Saya harus ceritakan ini kepada orang-orang di kampung saya. Mereka harus tahu ini," kata Ibrahim lagi.
Aku mengangguk, membenarkan perkataan Ibrahim. Lalu kutunjuk tanah yang diinjak oleh pria berusia 70 tahun ini. "Tempat yang Bapak injak ini barangkali dulu pernah dilalui oleh Rasulullah SAW,” kataku.
Giliran Ibrahim yang mengangguk.
“Dan bukit itu ...," aku lalu menunjuk sebuah bukit gersang berbatu di kejauhan., "... seperti itulah jalan yang dulu dilalui oleh Rasulullah SAW saat hijrah dari Makkah ke Madinah."
Ibrahim terdiam sambil menatap bukit yang saya tunjuk.
"Ceritakan juga itu kepada orang-orang di kampung Bapak," kataku lagi. Ibrahim kembali mengangguk.
Dan tak lama lagi, Ibrahim akan menyaksikan sebuah masjid megah yang dulu pernah dibangun oleh Rasulullah SAW setelah hijrah ke Madinah. Namanya Masjid Nabawi!
Awalnya masjid ini hanya sebuah bangunan sederhana. Panjangnya hanya sekitar 35 meter dan lebarnya 30 merer. Lantainya terbuat dari tanah berbatu. Sedang atapnya terbuat dari pelepah kurma.
Kini, luas masjid ini telah lebih dari 100 ribu meter persegi. Bahkan luas masjid ini sekarang melebihi luas kota Madinah di masa lampau. Payung-payung besar telah berdiri kokoh di sekitarnya. Menaranya tinggi berwarna kehijauan. Lampunya terang benderang. Pintu masuknya amat besar. Lantainya bersih dan dingin.
Ceritakan semua kisah itu, Ibrahim! Sebab, demikianlah Allah SWT mencontohkan.
“Dan semua kisah tentang Rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat (pelajaran), dan peringatan bagi orang yang beriman.” (Hûd [11]: 120). ***
(Dipublikasikan oleh Majalah Suara Hidayatullah edisi Oktober 2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat