Minggu, 05 November 2017

Haji Wada’ Zainuddin

Namanya Zainuddin Alim Amir. Ia biasa disapa Pak Zai. Usianya sudah tidak muda lagi. Kutebak, mungkin sudah lebih dari 60 tahun.

Ketika bermalam di Mina, aku dan Zainuddin tidur dalam satu tenda besar, berdesak-desakan dengan sekitar 300 jamaah lainnya. Tempat tidurku hanya berjarak beberapa meter saja dari dia. Namun, aku tak pernah berkesempatan ngobrol dengan dia. Ketika bepapasan, kami hanya saling melempar senyum.

Yang kuingat tentang pria asal Kupang, Nusa Tenggara Timur ini adalah kopiahnya yang berwarna merah. Ia tampak berbeda dengan kopiah itu.

Tadi malam, aku dan Zainuddin baru kembali ke hotel setelah lima hari bermalam di Mina dan sekitarnya. Kami tidak langsung melaksanakan tawaf ifadhah sebagai penutup dari rangkaian ibadah haji. Sebab, selain badan terasa amat lelah, waktu juga sudah beranjak malam. Aku memutuskan untuk melaksanakan tawaf ifadah sebelum subuh esok. Entah bagaimana dengan Zainuddin.

Sebelum azan subuh berkumandang, aku sudah berjalan mengelilingi Ka'bah, berputar sebanyak tujuh kali, bersama jutaan jamaah dari berbagai negara. Entah ada di mana Zainuddin ketika itu.

Usai tawaf, aku shalat dua rakat. Sehabis shalat subuh aku melanjutkan sa'i, berlari-lari kecil dari bukit Safa ke bukit Marwah. Terasa amat melelahkah. Namun rasa letih ini belumlah seberapa bila dibanding rasa letih ibunda Hajar saat berlari-lari mencari air untuk bayi mungilnya. 

Alhamdulillah, sebelum waktu Dzuhur tiba, seluruh rangkaian ibadah haji sudah selesai kusempurnakan. Entah bagaimana dengan Zainuddin.

Menjelang sore, aku baru menerima khabar tentang Zainuddin. Rupanya, saat akan menyelesaikan sa’i, Allah SWT memanggilnya. Innalillahi wa innailaihi rojiun. Sebuah kematian yang indah. Sebuah akhir yang sempurna.

Zainuddin adalah seorang mualaf. Pria yang menurut rekan-rekannya jarang mengeluh ini telah berhijrah dari agamanya yang lama kepada kebenaran Islam. Rasulullah SAW menggaransi bahwa hijrahnya seseorang kepada Islam akan menghapus dosa-dosa yang telah lalu.

Zaunuddin juga telah menyelesaikan ibadah hajinya dengan baik. Ia telah menuntaskan tawaf ifadhah-nya. Rasulullah SAW menggaransi bahwa siapa pun yang telah menyelesaikan ibadah haji dengan baik maka baginya ampunan dari segala dosa. 

Zainuddin telah menjelma menjadi bayi yang baru lahir, putih tanpa dosa. Dan, dalam keadaan seperti itu, ia menghadap Sang Khaliq. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat