Senin, 15 September 2014

Pemimpin Adil Jaminan Surga

"Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang bersama perkara itu pada hari kiamat dengan kondisi terikat. Entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau dijerumuskan oleh kezaliman dirinya sendiri,” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah).

Rasulullah SAW dalam sebuah Hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari membagi tujuh jenis manusia yang kelak di Padang Mahsyar yang panas mengerikan akan mendapat naungan dari Allah SWT.

Jenis manusia pertama adalah pemimpin yang adil. Setelah itu Rasulullah SAW  baru menyebut enam jenis manusia yang lain.

Ini sebuah isyarat betapa istimewa seorang pemimpin yang adil di mata Allah SWT. Namun, mewujudkannya tentu tak mudah. Apalagi mewujudkan keadilan menurut syariat Islam.

Para peculas dan pendengki syariat tak akan suka. Para pemuja syahwat tak akan senang. Sebab, di mata mereka, pemimpin yang adil akan mempersulit upaya mereka mewujudkan angan-angan.

Bahkan, jangankan orang lain, keluarga sendiri pun kerap tak siap menerima keadaan manakala kita ditunjuk sebagai pemimpin dan bertekad untuk berbuat adil.
Bukankah istri amirul mukminin Umar Abdul Aziz pada awalnya juga merasa heran atas perubahan gaya hidup suaminya?

Dan memang, harga surga tak murah. Andai tak ada rahmat Allah SWT, mana mungkin manusia bisa menghuni surga.

Wallahu a'lam.


(Dipublikasikan di Majalah Suara Hidayatullah edisi September 2014)