Ketika ajal tak lama lagi menjemput, Nabi Ya'qub AS masih menyimpan
gusar. Lalu ia panggil anak-anaknya dan ia tumpahkan kegusaran itu
kepada mereka.
"Apa yang akan kalian sembah setelah aku tak ada?" kata Ya'qub sebagaimana diceritakan dalam al-Qur'an surat al-Baqarah [2] ayat 133.
Anak-anaknya kemudian menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishaq. Tuhan yang satu. Dan kepada-Nya kami berserah diri."
Mendengar jawaban ini kita bisa rasakan betapa lega hati Nabi Ya'qub AS. Kita tahu dalam sejarah bahwa dari keturunan anak-anak Nabi Ya'qub kemudian lahirlah para Nabi, seperti Musa, Harus, Ilyas, Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, Isa, dan Nabi Yunus.
Kegusaran Nabi Ya'qub sebetulnya amat beralasan. Selain karena ia seorang Nabi Allah, juga karena di Mesir ketika itu banyak sekali sesembahan. Ada yang menyembah api, patung, dan hewan-hewan.
Kerisauan yang dirasakan Nabi Ya'qub seharusnya muncul pada diri kita saat ini. Memang, kita jarang sekali mendengar khabar adanya sesembahan patung, api, dan hewan di sekitar kita. Tapi kini iblis telah berhasil mengubah wujud sesembahan tersebut menjadi "Tuhan bentuk lain".
Saat sekarang, manusia sudah banyak yang menempatkan Allah SWT tak lagi di posisi nomor satu. Bahkan, lebih parah lagi, manusia tak mau lagi diatur oleh agama. Buat mereka, Tuhan hanya berhak mengatur masalah peribadatan saja. Urusan duniawi, serahkan pada mereka.
Syariat diabaikan, bahkan dimusuhi dan dicurigai. Simbol-simbol Islam dinistakan. Ukuran kemuliaan diputar balikkan.
Naudzubillahi min dzalik! Kita memang pantas gusar sebagaimana gusarnya Nabi Ya'qub AS.***
"Apa yang akan kalian sembah setelah aku tak ada?" kata Ya'qub sebagaimana diceritakan dalam al-Qur'an surat al-Baqarah [2] ayat 133.
Anak-anaknya kemudian menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishaq. Tuhan yang satu. Dan kepada-Nya kami berserah diri."
Mendengar jawaban ini kita bisa rasakan betapa lega hati Nabi Ya'qub AS. Kita tahu dalam sejarah bahwa dari keturunan anak-anak Nabi Ya'qub kemudian lahirlah para Nabi, seperti Musa, Harus, Ilyas, Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, Isa, dan Nabi Yunus.
Kegusaran Nabi Ya'qub sebetulnya amat beralasan. Selain karena ia seorang Nabi Allah, juga karena di Mesir ketika itu banyak sekali sesembahan. Ada yang menyembah api, patung, dan hewan-hewan.
Kerisauan yang dirasakan Nabi Ya'qub seharusnya muncul pada diri kita saat ini. Memang, kita jarang sekali mendengar khabar adanya sesembahan patung, api, dan hewan di sekitar kita. Tapi kini iblis telah berhasil mengubah wujud sesembahan tersebut menjadi "Tuhan bentuk lain".
Saat sekarang, manusia sudah banyak yang menempatkan Allah SWT tak lagi di posisi nomor satu. Bahkan, lebih parah lagi, manusia tak mau lagi diatur oleh agama. Buat mereka, Tuhan hanya berhak mengatur masalah peribadatan saja. Urusan duniawi, serahkan pada mereka.
Syariat diabaikan, bahkan dimusuhi dan dicurigai. Simbol-simbol Islam dinistakan. Ukuran kemuliaan diputar balikkan.
Naudzubillahi min dzalik! Kita memang pantas gusar sebagaimana gusarnya Nabi Ya'qub AS.***