Ini pertanyaan klasik! Mengapa angka korupsi di negeri dengan jumlah Muslim terbesar di dunia ini amat besar? Data yang sering dilansir media massa menyebutkan, lebih dari setengah jumlah kepala daerah di Indonesia telah disangka oleh pengadilan melakukan praktik korupsi. Hampir dua ribu perkara korupsi masuk ke pengadilan setiap tahun.
Mengapa bisa seperti itu?
Pertanyaan klasik ini sebenarnya telah dijawab oleh Rasulullah SAW sejak 14 abad yang lalu. Kata Rasulullah SAW pada suatu hari kepada para sahabatnya, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari, "Kalian nanti akan rakus terhadap jabatan. Padahal jabatan itu akan menjadi penyesalan di Hari Kiamat."
Mengapa manusia rakus dengan jabatan bila kelak akan menjadi penyesalan di Hari Kiamat? Rasulullah SAW kemudian membuat perumpamaan jabatan (amanah) dengan bayi yang menyusu kepada ibunya.
"Jabatan itu adalah seenak-enak pemberian susu dan segetir-getir penyapihan." Artinya, jabatan itu enak ketika didapat dan getir ketika dilepaskan.
Lalu bagaimana caranya agar manusia bisa menahan diri saat amanah ada di pundaknya? Jawabnya, jaga iman kita kepada Allah Ta'ala. Jangan biarkan iman redup, apalagi sirna. Sebab, kata Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Hibban dan Baihaqi, amanah dan iman tak bisa dipisahkan.
"Tiada iman bagi orang yang tidak dapat dipercaya dan tidak ada agama bagi orang yang tidak dapat dipegang janjinya."
Jadi, jangan coba-coba memikul amanah bila iman kita lemah. Sebaliknya, jangan pula merasa diri sudah beriman sebelum kita benar-benar menjalankan amanah dengan baik.
Wallahu a'lam ***