Rabu, 01 Agustus 2012

Ormas Islam Minta Pemerintah Gagalkan Rencana Perluasan Kedubes AS

JAKARTA --- Sejumlah organisasi massa (ormas) Islam meminta pemerintah menggagalkan rencana perluasan Kedutaan Besar Amerika Serikat yang terletak di jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tak jauh dari tugu Monas dan istana negara.

Permintaan tersebut terungkap dalam rapat para tokoh dan perwakilan ormas Islam di kantor DPP Hizbut Tahrir Indonesia, di Jakarta, Selasa (31/7). Hadir dalam rapat tersebut, antara lain, perwakilan dari PP Permusi, Perti, Hidayatullah, Taruna Muslim, Persis, dan Kahmi.

"Pada prinsipnya, membangun gedung di Indonesia ini bukan masalah. Namun, ketika pihak yang membangun tersebut adalah sebuah negara yang sering bertindak zalim kepada umat Islam, maka kita harus menolaknya," ungkap juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto.

Ungkapan Ismail ini disetujui oleh seluruh peserta rapat. "Ini persoalan penting," jelas Bachtiar Chamsyah, mantan menteri sosial yang juga ikut dalam pertemuan tersebut. Sebab, jelas Bachtiar lagi, bangsa Indonesia sudah sejak lama disetir oleh Amerika Serikat. Sudah saatnya kini pemerintah Indonesia menunjukkan kedaulatannya di negaranya sendiri.

Hizbut Tahrir sendiri berencana melakukan long march pada Ahad pagi (5/8) menuju istana negara guna menolak rencana pembangunan ini. Long march tersebut akan diikuti sekitar 5 ribu orang.

Selain itu, Hizbut Tahrir berencana melakukan audiensi ke DPR terkait penolakan ini, serta dialog dengan panglima TNI. "Surat permintaan sudah kami layangkan. Kami sedang menunggu jawaban," jelas Ismail Yusanto.

Ismail juga menjelaskan, jika rencana pembangunan kembali gedung Kedubes AS ini berjalan mulus maka Indonesia akan menjadi negara dengan gedung Kedubes AS terbesar dan termegah di dunia. Negara pertama adalah Irak dengan luas gedung dan lahan 42 hektar. Negara kedua adalah pakistan dengan 7,2 hektar. Sedang Indonesia, 3,6 hektar.

Laporan Asia Time menunjukkan kedua kantor kedubes tersebut tak ubahnya seperti pangkalan militer AS. "Kita tidak ingin Amerika mengubah gedung kedubesnya menjadi pangkalan militer juga di sini," jelas Ismail.*

(Dipublikasikan oleh Hidayatullah Online pada 31 Juli 2012)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat