Jumat, 04 Mei 2012

Taufiq Ismail
Kehilangan Puisi

Puisi, baut Taufiq Ismail, ibarat sahabat yang senantiasa mendampinginya. Maklum, alumnus Kedokteran Hewan IPB ini memang dikenal oleh masyarakat sebagai penyair, bukan pakar hewan. Kumpulan puisinya pernah dibukukan dan salah satunya diberi judul Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. 

Namun, pada Selasa malam (28/2/2012), saat acara Deklarasi Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) di Hotel Grand Sahid, Jakarta, ia kehilangan "sahabatnya" itu. Kejadian ini pada awalnya tak diketahui oleh para tamu yang hadir di acara tersebut. Mereka baru tahu setelah sang pembawa acara menyampaikan sebuah pengumumam.
 
"Mohon bapak dan ibu membuka kembali tas yang tadi dibagikan oleh panitia," kata sang pembawa acara. Memang, sebelum memasuki ruang acara, semua undangan diberi sebuah tas berisi beberapa dokumen tentang MIUMI. Taufiq Ismail juga kebagian.
 
Para undangan tentu saja bertanya-tanya, ada apa dengan isi tas mereka? Jangan-jangan ada hadiah kejutan, pikir mereka seraya buru-buru mengambil dan membuka tas masing-masing.
 
Dugaan mereka ternyata keliru. Sang pembawa acara kemudian berkata, "Jika bapak dan ibu menemukan puisi Pak Taufik Ismail (di dalam tas), mohon dikembalikan kepada panitia."
 
Masya Allah, rupanya tas serupa milik Taufiq Ismail telah tertukar dengan tas salah seorang undangan. Celakanya, Taufiq Ismail tak tahu dengan siapa tas itu tertukar.
 
Selang berapa lama, pembawa acara itu mengumumkan, "Alhamdulillah puisi Pak Taufiq telah ditemukan." Maka, di penghujung acara, pria kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat, 25 Juni 1935 ini pun membacakan sejumlah puisi berisi kritikan atas para pemimpin di tanah air ini, salah satunya bertema "Rasa Malu". 

Mudah-mudahan, rasa malu yang hilang di negeri ini cepat bisa ditemukan kembali sebagaimana Taufiq Ismail menemukan kembali puisinya yang hilang. *


(Dipublikasikan oleh Majalah Suara Hidayatullah edisi Mei 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat