Senin, 09 Desember 2024

Mengapa Umat Islam Tertinggal, Sedang Umat Lain Maju?

Dulu, ketika Rasulullah saw. lahir, Jazirah Arab terpecah belah. Antar suku kerap terjadi perselisihan dan pertumpahan darah. Masyarakat Arab masih berperilaku jahiliah. Peradaban mereka terbelakang.


Lalu, setelah Rasulullah saw. menerima risalah kenabian, beliau mengubah jazirah Arab menjadi wilayah yang berperadaban maju. Masyarakatnya benar-benar mengikuti petunjuk wahyu. Kabilah-kabilah Arab yang tadinya tercerai berai, menjadi bersatu. Mereka tumbuh menjadi bangsa yang kuat, dan mampu membebaskan sejumlah wilayah yang luas. Singkatnya, Islam telah mengubah jazirah Arab dari masa kegelapan menjadi terang benderang.

Hal sebaliknya justru terjadi di Eropa. Pada saat yang hampir bersamaan, wilayah-wilayah di Eropa masuk ke abad kegelapan. Ini disebabkan dominasi gereja terlalu kuat kepada kekuasaan. Masyarakat Eropa hidup dalam kesengsaraan. Mereka memberontak, tak mau lagi diatur oleh Gereja. Mereka ingin memisahkan agama dengan pemerintahan. Agama hanya boleh mengurusi wilayah privat.

Celakanya, ketika Eropa perlahan bangkit pada abad ke 17 dan 18, kaum Muslim ikut-ikutan berusaha menjauhkan Islam dari kehidupan mereka. Mereka tumbuh menjadi bangsa yang cinta dunia dan takut mati. Akibatnya, kaum Muslim justru melemah.      

Fenomena ini menjadi perhatian serius Syakib Arsalan, sang Amirul Bayan (pangeran kefasihan) dari Mesir. Ia ditanya oleh seorang ulama yang tengah berdakwah di Sambas, Kalimantan Barat, bernama Syekh Muhammad Basyumi Imran, "Mengapa umat Islam tertinggal, sementara umat lain maju?"


Pertanyaan yang diajukan tahun 1929 ini dijawab dengan panjang lebar oleh Syakib Arsalam melalui beberapa catatan yang akhirnya menjadi buku. Buku berjudul Limadza taakharal Muslimun wa limadza taqaddama ghairuhum? (Mengapa Kaum Muslimin Mundur dan Kaum non Muslim Maju?) diterbitkan oleh Majalah al-Manaar, Mesir, pimpinan Syekh Muhammad Rasyid Ridha.

Pada bukunya, Syakib Arsalan menjelaskan bahwa sebenarnya Allah Ta'ala telah menjanjikan kemuliaan kepada orang-orang beriman, sebagaimana tertulis dalam surat al-Munafiqun [63] ayat 8, "Dan bagi Allah lah kemuliaan, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang yang beriman.”

Demikian juga surat ar-Rum [30] ayat 47, “Dan adalah hak bagi Kami (Allah) untuk memberi pertolongan kepada orang-orang beriman.”

Jadi, menurut Arsalan dalam buku setebal lebih kurang 100 halaman ini, kaum Muslim akan kembali berjaya manakala benar-benar menjadikan Islam sebagai pegangan sebagaimana sejarah telah membuktikannya pada masa lalu. 

Ajaran Islam yang sempurna telah mengajarkan agar kaum Muslim mau berjihad harta dan jiwanya, mau sungguh-sungguh belajar sehingga mampu memberikan solusi berdasarkan kaidah-kaidah Islam. 

Arsalan percaya bahwa sumber kemajuan Islam ada pada Islam itu sendiri, sebagaimana janji Allah Ta'ala kepada kaum Muslim, "Kekuatan itu hanyalah bagi Allah, rasul-Nya, dan bagi orang-orang mukmin.” (Al-Munafiqun: 8)

Dan, musuh-musuh Islam paham betul dengan sumber kekuatan ini. Karena itulah mereka berupaya keras menjauhkan umat Islam dari agamanya. ***

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat