Hizbullah, anak laki-laki pertama pendiri Hidayatullah, almarhum Ust Abdullah Said, merasakan ada suasana berbeda antara kampus (atau kawasan pesantren) Hidayatullah di Gunung Tembak, Kalimantan Timur, dulu dan sekarang.
Masjid ar-Riyadh, Hidayatullah Gunung Tembak, Kalimantan Timur. |
"Dulu, setiap pejabat pemerintah pusat yang datang ke Kalimantan Timur pasti menyempatkan diri hadir ke Kampus Hidayatullah ini," jelas Hizbullah saat berbincang-bincang dengan penulis pada suatu pagi di Kampus Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur, pada penghujung Agutus 2024.
Kampus Hidayatullah Gunung Tembak, yang luasnya lebih dari 120 hektar, adalah kampus induk yang menjadi pusat kultural Hidayatullah. Secara keseluruhan, Hidayatullah memiliki sekitar 320 kampus di seluruh Indonesia. Tujuh di antaranya terkategori kampus utama/induk.
Uniknya, jelas Hizbullah yang sekarang menjadi Ketua Yayasan Kamput Utama Hidayatullah Samarinda, Kalimantan Timur, sebagian dari para pejabat pemerintah pusat yang datang tersebut paham kalau Hidayatullah memiliki cara shalat yang khas, yakni berlama-lama saat sujud dan rukuk. Padahal mereka sendiri terbiasa shalat dengan cara yang cepat. "Sering mereka menghindari datang ke kampus Hidayatullah saat menjelang shalat," cerita Hizbullah seraya tertawa kecil.
Saat ini, kata Hizbullah lagi, sebagian pejabat pemerintah pusat yang datang ke Kalimantan Timur tidak lagi silaturahim ke Hidayatullah, meskipun sebagian yang lain masih tetap datang sekali-kali. Tercatat, misalnya, Susilo Bambang Yudhoyono, saat menjadi presiden, sempat bersilaturahim ke kampus Hidayatullah Gunung Tembak. Begitu pula Jusuf Kalla dan KH Ma'ruf Amin saat menjabat wakil presiden.
Namun, tetap ada hikmah di balik tidak berkunjung-laginya para pejabat pemerintah pusat ke Hidayatullah mana kala mengunjungi Kalimantan Timur. Sebab, jika semua pejabat itu tetap berkunjung ke kampus Hidayatullah Gunung Tembak, tak bisa dibayangkan betapa sibuknya para ustadz di kampus tersebut mengurus para tamunya. Bukankah ibu kota negara (IKN) direncanakan bakal pindah ke Kalimantan Timur? Bisa-bisa tak ada lagi waktu mengurus umat karena harus mengurus pejabat. ***
Catatan
Artikel ini dimuat di Majalah Suara Hidayatullah edisi Nopember 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat