Setelah periode Khulafaur Rasyidin berakhir, muncullah pemerintahan baru, Bani Umayyah (661-750 M) yang didirikan oleh Mu'awiyah.
Bani Umayyah melanjutkan upaya pembebasan yang telah dilakukan khalifah sebelumnya. Mereka memperluas wilayah ke Timur Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol.
Sayangnya, meskipun mereka mampu meraih berbagai kemajuan di bidang militer, sastra, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan politik, namun perang saudara dan permusuhan mereka dengan Bani Abbasiyah membawa mereka ke jurang kehancuran. Akhirnya pada tahun 750 M, Bani Abbasiyah berhasil mengambil alih kekuasaan dari Bani Umayyah dan memindahkan pusat pemerintahan ke Baghdad.
Pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah (750-1258), perkembangan ilmu pengetahuan dan seni cukup pesat. Periode ini mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Harun Al Rasyid (786-809 M). Baghdad menjadi pusat perdagangan dunia kala itu.
Namun, Bani Abbasiyah mengalami kemunduran setelah Harun Al Rasyid wafat. Ketika Bangsa Mongol diperintah oleh Hulagu Khan, mereka menyerang istana Baghdad. Inilah faktor penyebab runtuhnya periode Bani Abbasiyah.
Pada saat yang bersamaan, muncullah Bani Utsmaniyah (1300-1922 M) dengan penguasa pertama Osman Ghazi atau Osman I. Mereka menjadi negara besar setelah Muhammad al-Fatih berhasil menaklukkan Byzantium dan merebut Konstantinopel.
Ketika Sultan Selim I naik tahta, pasukan Utsmaniyah berhasil mengalahkan Mamluk. Saat itu, wilayah kekhalifahan Utsmaniyah sudah bertambah 3 kali lipat dibandingkan masa Muhammad al-Fatih atau Mehmed Sang Penakluk.
Begitu juga setelah Sulatan Selim I wafat dan Sultan Sulaiman naik tahta, pemerintahan Bani Utsmaniyah berhasil menguasai negara-negara di wilayah Asia, Afrika, dan Eropa Timur. Luas secara keseluruhan mencapai 5,2 juta kilometer persegi.
Pada masa ini, Utsmaniyah menjadi pemerintahan terkuat di dunia. Ia menjadi rumah bagi berbagai etnis seperti Turki, Arab, Kurdi, Mesir, Hongaria, Mesopotamia, Bulgaria, Serbia, Yunani, Aljazair, Libya, Rumania, Moldova, Albania, Palestina, Makedonia, dan Yahudi. Jumlah populasinya mencapai lebih dari 24 juta. Umat Islam menyebut Sultan Sulaiman sebagai "Al Kanuni" yang berarti "sang pemberi hukum". Sedang masyarakat Barat memanggilnya "Yang Agung".
Dinasti Utsmaniyah mampu bertahan selama lebih dari enam abad. Menjelang masa keruntuhannya, luas wilayah Bani Itsmaniyah menyusut menjadi 1,8 juta kilometer persegi. Khalifah terakhir Utsmaniyyah adalah Mahmud II (1918-1922 M). ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat