Ada beragam jawaban atas pertanyaan pada judul di atas. Salah satunya, pendapat Ibnu Katsir dan Imam as-Suyuthi yang memperkirakan bahwa Nabi Adam as diperintahkan turun ke bumi oleh Allah Ta'ala pada tahun 5872 SM. Pendapat ini tertulis dalam Qashash al-Anbiya' Ibn Katsir dan Badai' az-Zuhur Imam as-Suyuthi. Itu berarti, Adam as dan isterinya Hawa turun ke bumi hampir 8 ribu tahun yang lalu.
Nabi Adam as. turun ke bumi setelah melanggar perintah Allah Ta'ala saat berada di surga. |
Namun, ada juga ilmuwan yang berpendapat bahwa Nabi Adam as. turun ke bumi jauh lebih lama dari itu. Mereka, menurut Miftakhuddin dalam bukunya berjudul Sejarah Peradaban Dunia --Lengkap -- dari Era Manusia Pertama Hingga Perang Dunia Kedua, meyakini bahwa manusia modern pertama kali di muka bumi muncul di Afrika pada 200 ribu tahun yang lalu lebih sedikit. Manusia modern yang dimaksud ini tak lain adalah Nabi Adam as.
Penelitian ini dipimpin oleh Dr Eran Elhaik dari University of Sheffield dan Dr Dan Graur dari University of Houston. Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil studi ilmuwan Inggris yang menyatakan Adam dan Hawa hadir di bumi sekitar 209 ribu tahun lalu.
Lalu di mana Nabi Adam turun? Para sahabat Rasulullah saw meriwayatkan bahwa tempat turunnya Nabi Adam as. adalah India. Di antara sahabat yang meriwayatkan hal ini, menurut Sami bin Abdullah Al-Maghlouth dalam Atlas Haji & Umrah, adalah Jabir seperti disampaikan Ibnu Abu Ad-Dunya, Ibnu Al-Mundzir, dan Ibnu Asakir. Lalu, Ibnu Umar seperti yang disampaikan Ath-Thabrani.
Adapun Hawa diturunkan oleh Allah Ta'ala di Jeddah. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, “Adam diturunkan di India dan Hawa di Jeddah. Adam pun mencari Hawa hingga tiba di Jama’, lalu Hawa didekatkan kepadanya—karena itulah dinamakan Muzdalifah. Akhirnya, mereka pun bertemu di Jama’.
Selanjutnya, Ibnu Katsir dan Imam as-Suyuthi memperkirakan bahwa Nabi Adam as. meninggal pada tahun 4942 SM. Ketika itu, usia beliau sudah mencapai 930 tahun. Nabi Adam as meninggal di India, namun ada juga yang berpendapat beiau meninggal di Mekkah. Jumlah keturunan beliau diperkirakan 40 laki-laki dan perempuan.
BACA JUGA: Mari Mengenal Masjid al-Aqsha
Kemudian, bagaimana peradaban manusia bisa terbentuk setelah itu? Sejumlah sejarawan meyakini bahwa setelah peristiwa pembunuhan putra Adam, Qabil, atas putra Adam yang lain, Habil, maka Qabil (atau disebut juga Kain) pergi ke suatu tempat dan membentuk peradabannya sendiri. Bahkan, menurut Qurthubi, Qabil memiliki agama sendiri yang tak sama dengan agama bapaknya, Adam, dan keturunannya pun banyak membuat kerusakan, terutama Lamekh.
Sejumlah peneliti Barat mengemukakan bahwa tempat di mana Qabil membangun peradabannya sendiri ini dinamakan Atlantis dan berada di benua dengan nama yang sama, yakni Atlantis. Adapun Qurthubi menafsirkan Qabil pergi ke wilayah Adnan di Yaman.
Pasca perginya Qabil, Adam dan Hawa dikaruniai kembali anak kembar bernama Azura dan Set (Syits). Dari sinilah keturunan Adam kembali berlanjut hingga ke Nabi Idris dan Nuh. Mereka juga membangun sebuah peradaban bernama Lemuria, dan tinggal di benua yang disebut Mu (ada juga yang menyebut Motherland).
Benua Atlantis membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, hingga di Indonesia bagian barat dan wilayah sekitarnya seperti Semenanjung Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Bahkan, menurut Santos (dalam Oktariadi, 2010), wilayah Indonesia bagian barat menjadi pusat benua ini. Tentang benua Atlantis ini, pernah diungkap oleh Plato dalam buku Timaeus dan Kritias
Sedang benua Mu, menurut Augustus Le Plongeon (1825-1908) setelah meneliti reruntuhan Maya di Yucatan, membentang dari Kepulauan Hawai ke Fiji dan dari Pulau Paskah ke Marianas. Panjangnya mencapai 5 ribu mil sedang lebarnya 3 ribu mil.
Yang menarik, para ilmuwan meyakini bahwa kedua benua ini sekarang telah hilang, tenggelam oleh laut. Sebagian yang lain mengemukakan bahwa tenggelamnya dua benua ini akibat gempa yang dahsyat. Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa cerita tentang dua benua ini hanyalah rekaan semata.
Apa pun itu, yang pasti, Nabi Adam as memiliki keturunan bernama Idris as. Idris, yang dikenal juga dengan nama Akhnukh bin Yarid, lahir pada tahun 4533 SM, di Irak Kuno atau Babilonia. Dalam pengembaraannya, beliau juga pergi ke Mesir (Memphis). Garis keturunan Idris dengan Adam AS adalah sebagai berikut: Adam, Syits, Anusy, Qinan, Mihlail, Yarid, dan Idris.
Idris as, yang meninggal pada tahun 4188 SM, memiliki keturunan Nuh as. Idris memiliki anak bernama Matusyalih, lalu memiliki keturunan lagi bernama Lamak, dan dari Lamak lahirlah Nuh as. Garis keturunan ini terus berlanjut hingga Ibrahim as yang juga lahir di Babilonia.
Dengan demikian, peradaban yang dibangun oleh keturunan Idris setelah masa Nuh as bukanlah berada di Benua Mu yang hilang, melainkan di Babilonia atau wilayah di antara sungai Tigris dan Eufrat. Para sejarawan menyebut peradaban ini sebagai Mesopotamia. Bahkan, beberapa sejarawan meyakini bahwa peradaban Mesopotamia adalah peradaban tertua di dunia. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat