Suatu ketika Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (saw.) berkata tentang rezeki manusia.
Rezeki kita di dunia sudah ditakar, tak kan mungkin tertukar. |
“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan (tidak pernah merasa cukup) selalu ada di hadapannya. Padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya."
Begitulah petikan nasehat Rasulullah saw. yang diriwayatkan kembali oleh Ibnu Majah. Nasehat ini memberi kepada kita satu hikmah bahwa sesungguhnya rezeki kita di dunia ini sudah ditakar oleh Allah Ta'ala. Tak akan kita dapatkan lebih dari apa yang telah ditakarkan tersebut.
Ketika kita berikhtiar untuk mencari rezeki sesungguhnya itu hanyalah cara untuk mendapatkan apa yang telah ditakarkan itu. Jika ikhtiar telah kita lakukan namun rezeki belum juga kita dapatkan berarti takaran kita pada hari itu sudah cukup.
Yang menjadi persoalan adalah ketika muncul perasaan kecewa, sedih, patah semangat, lalu mengalirlah aneka keluhan dari mulut kita, maka saat itulah hati kita mulai merasa lelah. Dan, hati yang lelah akan membuat raga menjadi payah.
Dalam lanjutan hadits di atas, Rasulullah saw. berkata, "Barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya).“
Di sinilah letak kunci agar hati tidak dihinggapi rasa kecewa dan raga tidak pula merasa payah. Orang yang cinta kepada akhirat akan memperoleh rezeki yang telah Allah Ta'ala tetapkan baginya di dunia tanpa bersusah payah. Namun, orang yang terlalu berambisi mengejar dunia, akan memperolehnya dengan susah payah lahir dan batin.
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah berkata bahwa orang yang mencintai dunia secara berlebihan tidak akan lepas dari tiga masalah. Pertama, kekalutan (pikiran) yang selalu menyertainya. Kedua, kepayahan yang tiada henti. Dan, ketiga, penyesalan yang tiada berakhir.
Ini semua dikarenakan orang yang mencintai dunia secara berlebihan, jika telah mendapatkan sebagian dari harta duniawi yang ia cari, maka nafsunya tidak pernah puas. Ia terus berambisi untuk mengejar yang lebih dari itu.
Rasulullah saw., dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bersabda, “Seandainya seorang manusia memiliki dua lembah (yang berisi) harta (emas) maka dia pasti (berambisi) mencari lembah harta yang ketiga.“
Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat