FRUSTASI menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah rasa kecewa akibat kegagalan dalam mengerjakan sesuatu atau akibat tidak berhasil dalam mencapai cita-cita. Orang yang frustasi biasanya bingung apa lagi yang harus ia lakukan untuk menggapai keinginannya. Semua jalan terasa buntu. Rasanya semua sudah dilakukan namun seseuatu yang diinginkan tak juga didapat.
Shalat malam berjamaah di Masjid Baitul Karim, Jakarta Timur. |
Sebagian orang-orang yang frustasi ini biasanya akan melakukan langkah konyol yang bisa memancing perhatian orang banyak. Tujuannya apalagi kalau bukan mencari simpati. Ia berharap orang lain akan membantunya, atau setidaknya mendukung apa yang ia inginkan.
Celakanya jika rasa frustasi ini diiringi dengan sikap pengecut. Ibarat orang yang mau bunuh diri namun takut mati. Maka, tindakannya akan merugikan dirinya sendiri, atau mungkin merugikan orang banyak. Inilah yang terjadi pada Rasmus Paludan, seorang politikus radikal yang memiliki kewarganegaraan ganda, Swedia dan Denmark.
Rasmus Paludan, pada Januari 2023 lalu, melakukan langkah konyol. Ia membakar al-Qur'an di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm Swedia, di depan orang banyak. Ia juga melakukan hal serupa di depan sebuah masjid di Denmark.
Paludan sengaja melakukan aksinya di Swedia dan Denmark karena kedua negara itu melindungi langkah konyol tersebut dengan dalih kebebasan berekspresi. Artinya, Paludan sebetulnya takut, atau lebih tepatnya pengecut.
Ia juga sudah lama menyimpan sentimen dengan Islam. Rasa sentimen ini menemukan momennya manakala Turki yang berpenduduk mayoritas Muslim menghalangi rencana Swedia, negara tempat tinggal Paludan, untuk bergabung dengan NATO. Tanpa restu Turki, Swedia tak akan bisa bergabung dengan Aliansi Pertahanan Negara Atlantik Utara tersebut.
Apakah aksi konyol Paludan ini berbuah hasil yang memuaskan? Ternyata tidak sama sekali, bahkan sebaliknya. Turki semakin menutup peluang Swedia bergabung dengan NATO. Masyarakat Muslim dunia mengutuk Paludan. Bahkan, petugas keamanan Swedia sendiri, pada awal Februari 2023, akhirnya melarang aksi konyol tersebut.
Sebaliknya, Islam tidak semakin hina dengan kelakuan Paludan. Bahkan, gema al-Qur'an membahana di mana-mana sebagai reaksi atas kelakuan Paludan.
Inilah contoh langkah frustasi segelintir orang kepada Islam. Mereka frustasi karena tak menemukan jalan lagi untuk melawan kebenaran ajaran Rasulullah s.a.w. tersebut. Semua upaya sudah dilakukan namun tetap saja mereka kalah. Satu-satunya yang belum dilakukan adalah aksi konyol sebagaimana dilakukan Paludan.
Beginilah akibatnya bila datangnya kebenaran tak disertai dengan datangnya hidayah. Yang terjadi adalah frustasi. Dari sini kita bisa merasakan betapa mahalnya sebuah hidayah. Beruntunglah kita yang telah menganut agama para pemenang ini.
Wallahu a'lam. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat