Mari kita putar sejenak waktu ke berabad-abad silam, yakni di masa sekitar 3 ribu tahun sebelum Masehi. Ketika itu peradaban manusia masih kuno.
Peta wilayah Mesopotamia yang terletak di antara Sungai Tigris dan Eufrat. |
Jangan bayangkan pada masa itu hanya terdapat satu peradaban saja. Menurut catatan Charles Seignobos, sejarawan asal Prancis yang banyak meneliti asal usul peradaban manusia sejak zaman dahulu kala dalam bukunya Sejarah Peradaban Dunia Kuno, pada masa itu manusia sudah memiliki banyak peradaban.
Sebutlah, misalnya, peradaban Mesir yang berpusat di lembah Sungai Nil. Peradaban ini tumbuh di tanah subur yang membentang di sepanjang kedua sisi sungai dan tertutup oleh pegunungan di kedua sisinya. Ketika itu, sekitar 3 ribu tahun sebelum masehi, Mesir benar-benar sebuah oasis di tengah padang pasir Afrika.
Menurut Seignobos, Mesir adalah peradaban tertua di dunia. Di negeri ini berdiam sekitar 5,5 juta jiwa, jumlah yang sangat banyak untuk peradaban di zaman kuno. Masyarakat di sana menanam gandum dan kurma, serta berbagai jenis kacang-kacangan. Mereka juga beternak unggas.
Peradaban kuno yang lain adalah Khaldea. Peradaban ini muncul di antara Sungai Tigris di timur dan Sungai Eufrat di barat. Wilayah di sepanjang tepian kedua sungai ini biasa juga disebut Mesopotamia.
Karena letaknya di antara dua sungai, dataran Khaldea tentu sangat subur. Bahkan, menurut Seignobos, tanah Khaldea paling subur di seluruh dunia pada masa itu. Gandum, barley, dan pohon kurma banyak dijumpai di sana.
Selama berabad-abad --mungkin sama panjangnya dengan Mesir-- Khaldea menjadi tempat tinggal berbagai jenis ras. Ada ras Turanians yang berkulit kuning mirip Cina dan datang dari timur laut; ras Etiopia yang berkulit coklat tua dan datang dari timur; serta ras Semit yang berkulit putih dan datang dari utara.
Ada pula peradaban Assyria yang terletak di pegunungan bagian belakang Khaldea dan di aliran Sungai Tigris. Negeri ini juga subur, tetapi terpotong oleh bukit-bukit dan batu-batu. Di musim dingin, negeri ini dihujani oleh salju, sedang pada musim panas negeri ini ditimpa badai. Bangsa Assyria sendiri adalah ras pemburu. Dalam banyak relief, mereka kerap digambarkan seperti tentara bersenjatakan busur dan tombak
Ada lagi peradaban Babilonia yang juga terdapat di kawasan Mesopotamia. Jika dilihat saat ini, Babilonia terletak di Irak.
Peradaban Babilonia menggantikan negeri Assyria yang sudah hancur di masa Khaldea kuno. Kekaisaran Babiloia sering disebut juga Kekaisaran Khaldea Kedua. Bangsa Babilonia ini juga piawai dalam berperang. Mereka berhasil menundukkan Susiania, Mesopotamia, Suriah, Yordania, dan juga Baitul Maqdis.
Pada perkembangan selanjutnya Babilonia menjadi bangsa yang kuat. Ada dua raja besar yang memerintah di Babilonia, yakni Namrud dan Nebukadrezar. Raja yang disebut terakhir ini menghancurkan Yerusalem atau Baitul Maqdis pada tahun 586 SM. Namun, pada tahun 538 SM, mereka dihancurkan oleh Persia.
Peradaban lainnya adalah Arya di India. Peradaban ini menjadi cikal bakal peradaban Slavia di Rusia, Teuton di Jerman, Celtic di Irlandia, bahkan juga peradaban Yunani dan Italia Selatan. Pada awalnya bangsa ini tinggal di sebelah barat laut India, baik di Pegunungan Pamir, atau di stepa-stepa Turkistan (Rusia), lalu menyebar ke segala arah termasuk Jerman.
Peradaban selanjutnya adalah Persia. Peradaban ini menyebar di antara Sungai Tigris dan Indus, Laut Kaspia dan Teluk Persia, serta terbentang di negeri Iran. Wilayahnya luas, namun sebagian tandus. Penduduknya berasal dari ras Arya, suka mengembala, namun suka pula berperang, dan pada awalnya menyembah matahari. Pada perkembangannya, Persia berhasil menyatukan banyak bangsa dari Timur seperti Assyria, Media, Khaldea, Yahudi, Fenisia, Suriah, Ledia, Mesir, hingga India.
Ada lagi peradaban Fenisia yang terletak di antara Laut Suriah dan dataran tinggi Lebanon; kemudian peradaban Yunani yang awalnya hanya negara kecil seluas 20 ribu mil persegi.
Yang tak kalah penting adalah Bangsa Romawi yang kelak menjadi penguasa dunia bersama Persia. Bangsa ini, menurut para arkeolog dunia yang melakukan analisa genetik, berasal dari tiga bangsa berbeda. Satu di antaranya --dan ini yang terbesar-- menurut Manshur Abdul Hakim dalam bukunya Bangsa Romawi dan Perang Akhir Zaman, berasal dari Timur Tengah atau Timur Dekat.
Hal ini sejalan juga dengan pendapat para sejarawan Arab yang meyakini bahwa Bangsa Romawi berasal dari keturunan Esau bin Ishaq bin Ibrahim. Sebagaimana diketahui, Nabi Ishaq dan istrinya Ribka memiliki dua anak laki-laki, yakni Esau dan Ya'qub.
Esau, atau Easo, atau al-Aish, atau Abu ar-Ruman (nenek moyang bangsa Rum) memiliki keturunan bangsa Romawi dan Yunani Kuno, yakni orang-orang Eropa, Amerika, Australia, dan Kanada. Sedang Nabi Ya'qub, yang dikenal juga dengan sebutan Israil, memiliki anak keturunan yang disebut Bani Israil. Keturunan Nabi Ya'qub inilah yang akan banyak dikupas dalam tulisan-tulisan selanjutnya. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat