Rabu, 09 Juli 2025

Solusi yang Tak Boleh Menimbulkan Kiamat

"JIka mendengar penjelasan para pembicara yang hebat-hebat tadi, saya jadi ingin bertanya," jelas seorang kiai, pimpinan salah satu ormas Islam saat acara Mudzakarah MUI bertema Proyek Pembangunan Giant Sea Wall (GSW) dari Perspektifa Ilmu Pengetahuan yang dilaksanakan pada 8 Juli 2025, di Kantor MUI Pusat, Jakarta.

Para pembiacara pada acara Mudzakarah MUI

"Bisakah bapak-bapak pembicara memeperkirakan kapan terjadinya hari kiamat?" tanya kiai tadi dengan wajah serius.

Beliau jelas tidak sedang bergurau. Namun, semua peserta mudzakarah tertawa mendengar pertanyaan tersebut. Tiga pembicara yang sengaja diundang MUI: Prof Dr. Andojo Wuryanto, MCE, Ph.D, Dr. Ir. Dicky Muslim, M.Sc., dan Dr. Heri Andreas, S.T., M.T., juga tersenyum. Terkesan agak ditahan.

Pertanyaan sang kiai sebetulnya sangat beralasan. Kiamat yang beliau maksudkan tentu bukan kiamat besar sebagaimana banyak dijelaskan di dalam al-Qur'an. Beliau pasti paham bahwa persoalan kapan kiamat besar menjadi rahasia Allah Ta'ala yang tak satu mahluk pun tahu. Bahkan Malaikat Jibril pun tidak tahu. Apalagi ketiga pakar geologi yang diundang MUI tersebut. Jelas tidak tahu!

Kiamat yang beliau maksudkan adalah kiamat kecil yang terjadi di satu kawasan saja. Yakni, pantai utara Jawa, terkhusus Jakarta. 

Lantas kiamat kecil seperti apa yang dimaksud Pak Kiai? Mengapa kiamat kecil itu bisa terjadi? Bagaimana penjelasan ilmiahnya? Adakah solusi untuk mengatasinya?

Saya akan lanjutkan kisah ini besok, atau lusa, atau besok lusa. Insya Allah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat