Selasa, 19 Juli 2022

Menikah di Tempat Dakwah

Dulu, di atas perahu kecil di tengah Laut Arafuru, saat berlayar dari Dobo menuju kampung Jerukin, saya bertanya kepada dai muda yang duduk di sebalah saya. Namanya Jumadil Azhar.

Salah satu rumah penduduk di Kampung Jerukin, kampung terpencil di Kepulauan Aru yang kami datangi

"Antum kerasan tinggal dan berdakwah di pulau-pulau terpencil di Kepulauan Aru ini?"

Dia tersenyum lalu menjawab. "Kerasan atau tidak, ini sudah menjadi tugas kami."

Saya mengangguk-angguk mendengar jawabannya. Jumadil ketika itu baru beberapa bulan tinggal di Dobo, Kepulauan Aru.  Usianya masih 24 tahun dan baru lulus kuliah. Dia belum menikah.


"Apa antum ingin segera menikah?" tanya saya lagi. "Menikahlah dengan akhwat dari kampung ini." 

Kali ini dia hanya tersenyum, tak menjawab. Perahu yang kami naiki terus melaju menuju sebuah kampung terasing yang dihuni hanya oleh 60 kepala keluarga.

o0o

Tadi malam, setelah menunaikan shalat magrib, sebuah pesan masuk di WA saya. Rupanya sebuah undangan pernikahan. Pengirimnya Jumadil Azhar, dai muda yang dulu saya datangi di Kepulauan Aru. 

Ah, akhirnya dia menikah. Saya langsung memberikan ucapan selamat plus doa agar Allah Ta'ala mengaruniakan sakinah, mawaddah, warohmah kepada mereka berdua. 

Kemudian saya bertanya kepadanya lewat WA, "Apakah istri antum berasal dari Kepulauan Aru?"

"Ya, ust. Dia asli Aru."

Alhamdulillah, dia menikah dengan wanita dari tempat ia berdakwah. "Semoga semakin memantapkan dakwah antum di sana," kata saya lagi.

Kisah-kisah dai muda yang menghabiskan masa mudanya di tempat-tempat terpencil sungguh sangat inspiratif. Sekali waktu, cobalah temui mereka dan dengarkan cerita mereka. Menakjubkan!  

Penggalan kisah tentang Jumadil Azhar bisa Anda baca di artikel Mencari Mutiara di Kepulauan Aru. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat