Minggu, 27 Maret 2022

Inilah Keutamaan Shalat, Jangan Pernah Melalaikannya

Shalat memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Setidaknya hal ini tergambar dalam pesan yang disampaikan Rasulullah SAW kepada Muadz bin Jabal saat beliau mengutus Muadz berdakwah ke negeri Yaman.

Kata beliau "Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), maka hendaklah hal pertama yang engkau sampaikan kepada mereka ialah syahadat La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah. Jika mereka telah menaatimu dalam hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah Azza wa Jalla mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam." 

Dari seruan ini kita bisa paham bahwa shalat menjadi kewajiban kedua yang harus didakwahkan kepada masyarakat setelah syahadat. Saking pentingnya kewajiban shalat, sampai-sampai Rasulullah SAW mengumpamakannya sebagai tiang agama, sebagai mana pesan beliau juga kepada Mu’adz bin Jabal. Kata beliau, “Inti (pokok) segala perkara adalah Islam, dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat,” (Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).


Dengan demikian, jika shalat tak ditegakkan, maka robohlah agama, tak tampak lagi bedanya manusia yang Muslim dan non-Muslim. Pantas bila Rasulullah SAW berkata bahwa shalat menjadi batas pemisah antara keislaman dengan kekufuran. Sabda beliau SAW, sebagaimana disampaikan oleh Jabir, “Sesungguhnya batas antara seseorang dengan syirik dan kufur itu adalah meninggalkan shalat.” (Riwayat Muslim).
 
Imam Nawawi juga menyebutkan, “Jika seseorang meninggalkan shalat, maka tidak ada antara dirinya dan kesyirikan itu pembatas, bahkan ia akan terjatuh dalam syirik," (Syarh Shahih Muslim).

Dalam kesempatan lain, Rasulullah SAW berkata, sebagaimana disampaikan Buraidah, “Perjanjian yang mengikat antara kita dan mereka adalah shalat. Siapa saja yang meninggalkan shalat, sungguh ia telah kafir," (Riwayat Tirmidzi dan An-Nasa’i).

Di samping itu, ada beberapa Hadits yang menunjukkan keutamaan shalat yang begitu tinggi. Salah satunya dari Abdullah bin Mas’ud, ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, “Apakah amalan yang paling afdhal (terbaik), wahai Rasulullah?” 


Rasulullah SAW menjawab, “Shalat pada waktunya.” 

Ibnu Mas’ud lenjut bertanya, “Lalu apa lagi?" 

Rasulullah SAW menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” 

Ibnu Mas’ud bertanya kembali “Lalu apa lagi?” 

Rasulullah SAW menjawab, “Jihad di jalan Allah."

Keutamaan lainnya, shalat bisa mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Allah Ta'ala menyatakan hal ini dalam al-Qur'an surat Al-Ankabut [29] ayat 45, "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Quran) dan dirikanlah shalat! Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Selain itu, shalat bisa menghapus dosa laksana air yang menghapus kotoran di tubuh kita saat kita mandi. Hal ini diungkapkan oleh Jabir bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Shalat (fardhu) yang lima waktu itu seperti sebuah sungai yang airnya mengalir melimpah di depan pintu rumah salah seorang di antara kalian. Ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali." (Riwayat Muslim)


Shalat juga akan menjadi penyelamat di akhirat kelak bagi mereka yang melaksanakannya. Rasulullah SAW bersabda sebagaimana disebutkan oleh ‘Abdullah bin ‘Amr, "Barangsiapa menjaga shalat lima waktu, maka shalat itu akan menjadi cahaya, bukti, dan keselamatan baginya pada hari kiamat kelak. Barangsiapa tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapat keselamatan. Dan pada hari kiamat kelak, orang yang tidak menjaga shalatnya akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf," (Riwayat Ahmad dalam kitab al-Musnad).

Bahkan, shalat akan menempatkan seseorang di surga bersama Rasulullah SAW. Ini juga diungkapkan oleh Rasulullah SAW kepada Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami, ketika sahabatnya itu bermalam di rumah beliau SAW. Saat itu Rasulullah SAW mempersilahkan Rabi’ah mengajukan permintaan.

“Mintalah!” kata Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim.

Rabi’ah menjawab, “Aku meminta kepadamu supaya dapat bersamamu di surga.” 

Rasulullah SAW kemudian bertanya lagi, “Adakah permintaan selain itu?” 

Rabi’ah menjawab, “Itu saja yang aku minta.” 

Lalu Rasulullah SAW berkata, “Tolonglah aku untuk mewujudkan keinginanmu itu dengan engkau memperbanyak sujud.”

Wallahu a'lam. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat