Senin, 21 Februari 2022

Begini Tahapan Dakwah Menurut Rasulullah

Dakwah perlu tahapan. Ibarat sekolah, perlu penjenjangan. Tak mungkin seorang siswa langsung meloncat ke kelas 3 jika ia belum menguasai pelajaran kelas 1 dan 2.

Dakwah di atas mimbar

Gambaran tentang tahapan dakwah terdapat jelas dalam pesan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam (SAW) kepada salah seorang sahabat dari kaum Anshar bernama Mu'adz bin Jabal ketika hendak mengutusnya berdakwah ke Yaman.

Mu'adz termasuk dalam golongan orang-orang pertama yang memeluk Islam. Ia terkenal sebagai cendekiawan Muslim yang menguasai ilmu fiqih. Rasulullah SAW pernah mengatakan bahwa Mu'adz adalah orang yang paling tahu tentang apa yang halal dan apa yang haram.

Suatu ketika di tahun 10 Hijriah, Rasulullah SAW mengutus Mu'adz ke Yaman untuk berdakwah. Rasulullah SAW berpesan kepada Mu'adz soal strategi dan tahapan dakwahnya di Yaman, sebagaimana dikisahkan oleh Ibnu ‘Abbas Ra.

Sabda beliau, "Sesungguhnya engkau akan mendatangi satu kaum Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani), maka hendaklah hal pertama yang engkau sampaikan kepada mereka ialah syahadat La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah (dalam riwayat lain disebutkan, ‘Sampai mereka mentauhidkan Allah)."


Selanjutnya, Rasulullah SAW meneruskan, "Jika mereka telah menaatimu dalam hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah Azza wa Jalla mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu sehari semalam." 

Setelah itu, beliau berkata lagi, "Jika mereka telah menaati hal itu, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka untuk diberikan kepada orang-orang fakir."

Terakhir, Rasulullah SAW mengingatkan Mu'adz, "Dan jika mereka telah mentaati hal itu, maka jauhkanlah dirimu (jangan mengambil) dari harta terbaik mereka, dan lindungilah dirimu dari doa orang-orang yang teraniaya karena sesungguhnya tidak satu penghalang pun antara doa mereka dan Allah.” 

Dari Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim ini kita bisa menyimpulkan tiga tahapan dakwah kepada kaum terpelajar yang belum mendapat hidayah untuk memeluk Islam. Pertama, perbaikilah akidah mereka karena akidah adalah pondasi

Kedua, ajaklah mereka shalat, karena shalat adalah kewajiban paling agung setelah tauhid. Ketiga, ajaklah orang-orang kaya di antara mereka membayar zakat sebagai bentuk rasa syukur dan wujud kebersamaan.

Terakhir, Rasulullah SAW mengingatkan Mu’adz agar tidak mengambil harta terbaik dari orang-orang kaya tersebut saat mengambil zakat mereka. Sebab, yang wajib diserahkan adalah harta biasa. 

Selain itu, Mu’adz dianjurkan untuk berbuat adil dan jangan berbuat zalim. Sebab, bila mereka dizalimi dan mereka berdoa maka doa-doa orang yang terzalimi tersebut akan Allah Ta'ala kabulkan.

Tata urutan seperti ini tentu tidak berakhir sampai kepada kewajiban berzakat saja. Masih banyak kewajiban lain setelah itu. Misalnya, kewajiban untuk berpuasa, berhaji, berdakwah, dan sebagainya. 

Namun, jika tiga kewajiban di atas sudah didakwahkan dan diterima dengan ikhlas maka insya Allah kewajiban-kewajiban yang lain tak akan terlalu sulit.

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat