Kamis, 25 Maret 2021

Dengki dan Bahayanya yang Mewabah

Rasa dengki tak sekadar mencelakakan si empunya rasa. Rasa dengki juga mencelakakan orang lain. Bahkan, akibatnya bisa meluas. Allah Ta'ala telah mengingatkan kita pada bahaya rasa dengki ini lewat kisah iblis dan Adam Alaihissalam (AS). Kisah itu diulang beberapa kali dalam al-Qur'an.

Rasa dengki iblis kepada Adam AS menyebabkan ia ingkar kepada Allah Ta'ala. Akibatnya, Allah Ta'ala  murka kepadanya. Iblis lalu diusir dari surga dalam keadaan terkutuk. Rugilah ia akibat rasa dengki yang telah bersemayam sejak Adam AS diciptakan itu.

Namun, rasa dengki ini terus memakan korban. Iblis yang telah dikutuk oleh Allah Ta'ala merasa dendam kepada Adam AS. Ia berkata kepada Allah Ta'ala, "Ya Tuhanku (kalau begitu) maka berilah penangguhan kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan." (al-Hijr [15]: 36)

Allah Ta'ala menjawab permohonan itu, "(Baiklah) maka sesungguhnya kamu termasuk yang diberi penangguhan." (al-Hijr [15]: 37).

Dengan demikian, atas izin Allah Ta'ala, iblis dibiarkan hidup hingga hari kiamat. Iblis telah bertekad  untuk menyesatkan Adam AS dan semua keturunannya agar kelak menjadi sekutunya di neraka. Iblis berkata kepada Allah Ta'ala, "Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka (anak keturunan Adam AS) dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." (al-A'raf [7]: 16-17)

Kemudian Allah Ta'ala mengatakan kepada iblis, "Keluarlah kamu dari sana (surga) dalam keadaan terhina dan terusir. Sesungguhnya, barangsiapa di antara mereka (anak keturunan Adam AS) ada yang mengikutimu, pasti akan Aku isi neraka Jahannam dengan kamu semua." (Al-A'rf [7]: 18).

Cerita ini belum selesai. Cerita ini justru baru dimulai. Kita tahu bahwa korban pertama tipu daya iblis adalah Adam AS. Ketika itu Adam AS dan isterinya, Hawa, atas izin Allah Ta'ala, menempati surga dengan segala kenikmatan di dalamnya. Allah Ta'ala berpesan kepada mereka, "Wahai Adam! Sungguh ini (Iblis) musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali jangan sampai dia mengeluarkan kamu berdua dari surga, nanti kamu celaka." (Thaha [20]: 117)

Rupanya Adam AS lalai dari peringatan Allah Ta'ala ini. Ia tergoda oleh tipu daya iblis. Padahal, peringatan dari Allah Ta'ala begitu jelas, "Janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim." (al-Baqarah [2]: 35).

Mulanya, iblis melancarkan tipuan dengan menyebut pohon itu sebagai pohon keabadian (khuldi). "Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak pernah binasa?" (Thaha [20]:120). 

Menurut iblis, siapa saja yang memakan buah pohon tersebut maka ia akan kekal abadi. Padahal, bila itu benar, mengapa iblis meminta tangguh kepada Allah Ta'ala agar tetap hidup hingga hari kiamat dan bukan memakan buah itu saja?

Bujuk rayu iblis tak berhenti sampai di situ. Ia juga mengatakan kepada Adam AS, "Tuhanmu hanya melarang kalian berdua (Adam AS dan Hawa) mendekati pohon ini agar kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (di dalam surga)." (al-A'raf [7]: 20). 

Adam AS masih tak percaya dengan perkataan iblis dan tetap tak mau memakan buah itu. Namun, setelah iblis bersumpah dengan nama Allah Ta'ala, barulah Adam AS terpedaya. Allah Ta'ala berfirman soal ini, "Dia (iblis) membujuk mereka (Adam dan Hawa) dengan tipu daya" (al-A'raf [7]: 22).  

Setelah memakan buah terlarang itu, Allah Ta'ala menegur Adam AS, "Wahai Adam! Bukankah Aku telah melarang engkau dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" (al-A'raf [7]: 22).

Demikianlah kisah yang banyak memberi pelajaran kepada kita. Setan telah bersumpah untuk menyesatkan jalan manusia. Ia akan melaksanakan apa saja untuk memperdaya manusia. Adapun Adam AS dan Hawa, karena kelalaian itu, telah diturunkan oleh Allah Ta'ala ke muka bumi. Inilah takdir yang telah ditetapkan oleh Allah Ta'ala kepada Adam AS dan seluruh keturunannya.

Kelak, akan banyak sekali para pengikut setan dari anak keturunan Adam AS. Mereka adalah orang-orang yang tidak bisa mengendalikan nafsunya sehingga mudah terperdaya oleh bujuk rayu setan. Allah Ta'ala berfirman dalam al-Qur'an surat Yusuf [12] ayat 53, "Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan."

Bahkan, manusia bisa lebih ingkar dibanding iblis. Sebab, banyak manusia yang tidak lagi mengakui Allah Ta'ala sebagai Tuhan dan Hari Kiamat pasti terjadi, sementara iblis masih mengakui hal itu. Manusia bisa menjadi lebih iblis dibanding iblis itu sendiri.  Semua berawal dari rasa dengki. Naudzubillahi min dzalik! ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat