Kamis, 19 Maret 2020

Saatnya Ber-Gua Hiro

Ketika Abu Ubaidah, Gubernur Syam dan salah seorang sahabat utama Rasulullah SAW, meninggal akibat wabah luar biasa, Khalifah Umar bin Khaththab mengutus salah seorang sahabat Nabi, Amru bin Ash, ke Syam untuk menangani segala kesulitan ini.

Yang menarik, Amru langsung memerintahkan kepada seluruh rakyat Syam untuk mengisolasi diri. Bukan di rumah, tapi pergi ke gurun dan gua-gua untuk menyepi. Perintah ini dipatuhi oleh masyarakat Syam. Alhamdulillah setelah itu mereka terbebas dari wabah yang mematikan itu.

Kini, ketika virus corona melanda dunia, banyak sekali seruan agar pemerintah segera melakukan lockdown atau mengunci diri. Beberapa negara bahkan sudah mengumumkan rencana itu. Malaysia, misalnya, sudah mengumumkan akan melakukan lockdown mulai 18 hingga 31 Maret mendatang.

Indonesia sendiri, meskipun belum menetapkan lockdown, namun pemerintah sudah menetapkan masa darurat bencana. Masa ini cukup lama, mulai 29 Februari hingga 29 Mei 2020. Total ada 90 hari, dan ada kemungkinan diperpanjang lagi.

Pada masa darurat bencana ini, kita diminta untuk tetap berada di rumah. Sedapat mungkin kita harus mengurangi, bahkan menghindari, berinteraksi dengan masyarakat luar. Kita bisa me-lockdown rumah kita.

Bahkan, di daerah yang berada dalam kondisi tertentu, para ulama termasuk MUI dan ulama Al Azhar Kairo, Mesir telah memfatwakan bolehnya shalat Jumat dan shalat fardhu di rumah. Tentu tidak semua daerah berlaku hukum seperti ini. Hanya di daerah-daerah yang terkategori berbahaya yang boleh melakukannya.

Jadi, ini saatnya kita ber-Gua Hiro. Kita menyendiri dulu di rumah sambil berupaya tetap produktif. Banyak hal yang bisa kita lakukan di rumah. Apalagi keadaan kita sekarang tidak sama dengan keadaan Rasulullah SAW saat dulu ber-Gua Hiro.

Kemajuan teknologi internet memungkinkan kita untuk tetap berinteraksi dengan dunia luar. Proses belajar mengajar di banyak sekolah dan perguruan tinggi masih tetap berlangsung dengan sistem online. Rapat-rapat kantor begitu juga. Bahkan ibu-ibu masih bisa ngerumpi dengan komunitas mereka lewat media sosial.

Faktanya, kita tak benar-benar menyendiri sebagaimana seruan Amru bin Ash pada masa lalu. Namun, meski keadaan kita tidak sama dengan masa Rasulullah SAW dan para sahabatnya dulu, mudah-mudahan energi positif yang kita dapatkan selama ber-Gua Hiro, tak beda dengan mereka. Mudah-mudahan setelah masa ber-Gua Hiro ini usai, keadaan kita akan lebih baik sebagaimana kepompong yang berubah menjadi kupu-kupu. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat