Minggu, 22 Maret 2020

Pelajaran dari Sebuah Virus

"Ya Tuhan Kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."

Doa di atas tertulis dalam al-Qur'an surat Ali Imran [3] ayat 191. Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirnya bahwa doa itu diucapkan oleh orang-orang yang berakal. Dan, dengan akalnya, ia merenung tentang kekuasaan Allah Ta'ala.

Para ulama menganjurkan agar kita banyak merenung. Al Hasan Al Basri bahkan mengatakan, "Berpikir selama sesaat lebih baik dari pada berdiri shalat selama semalaman."

Syekh Abu Sulaiman Ad-Darani mengatakan, "Sesungguhnya bila aku keluar dari rumahku, tiada sesuatu pun yang terlihat oleh mataku, kecuali aku menyadari bahwa Allah Taala telah memberikan kenikmatan kepadaku, dan dalam setiap yang kulihat terkandung sebuah pelajaran," (diambil dalam kitabut Tawakkul wal I'tibar).

Jadi, merenunglah! Bila kita merenung, akan banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Apalagi Allah Taala telah mengaruniai kita teknologi informasi yang begitu canggih, sehingga kita bisa dengan mudah menjelajahi dunia.

Belakangan ini, di berbagai belahan dunia, kita bisa menyaksikan bagaimana orang-orang begitu ketakutan dengan mahluk Allah Taala bernama virus. Sebagian ilmuwan menganggap virus bukanlah mahluk hidup. Sebab, DNA-nya tunggal. Berbeda dengan DNA mahluk hidup yang selalu ganda.

Ukurannya sangat kecil. Bahkan jauh lebih kecil dari bakteri. Anda bisa bayangkan bila ada sebuah benda berukuran 1 meter, lalu dibagi dengan 10 pangkat 9 alias 1.000.000.000. Kecil sekali, bukan?  Dibagi seribu dengan jumlah nol hanya tiga saja sudah sangat kecil, apalagi kalau nol-nya sembilan. Allahu Akbar!

Namun, mahluk supermini ini telah mampu membuat manusia kelabakan. Padahal manusia dikaruniai akal oleh Allah Taala. Tak ada mahluk hidup lain di muka bumi ini yang Allah karunia akal. Bagaimana mungkin mahluk hidup berakal bisa takluk dengan mahluk yang tak dianggap hidup?

Tapi faktanya, kota-kota besar di seluruh dunia mendadak sepi karena mahluk ini. Bahkan masjidil Haram pun sepi. Luar biasa bila Allah telah berkehendak. Manusia betul-betul mahluk lemah di hadapan Allah Taala.

Rugilah kita bila tak mampu mengambil pelajaran dari fenomena ini. Bagi orang-orang yang beriman, fenomena ini adalah ujian dari Allah, apakah mampu bersabar atau tidak. Sedang bagi orang-orang yang menolak untuk beriman kepada Allah, ini adalah teguran. Mudah-mudahan mereka segera sadar.

Wallahu alam  ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat