Ada sebuah perumpamaan menarik yang diberikan Allah Ta'ala dalam al-Qur'an surat Ar-Rum [30] ayat 51 tentang sebuah kebun. Sebuah kebun yang tadinya subur, tiba-tiba ditimpa angin kering dan panas. Seketika, kebun yang tadinya hijau, berubah menjadi kuning dan kering.
Lalu, menurut tafsir yang diterbitkan Departemen Agama tentang ayat tersebut, musibah ini bukannya menjadikan pemilik kebun itu sadar dan insaf akan ke-Maha Besar-an Allah. Ia yang tadinya bergembira melihat kebunnya yang hijau dan subur, malah menggerutu. Rupanya, musibah menjadikannya bertambah ingkar kepada Allah Taala.
Musibah, bagi orang-orang yang beriman, adalah ujian. Bahkan, manusia-manusia pilihan Allah juga diuji dengan berbagai musibah dan siksaan. Allah Azza wa Jalla dalam al-Quran surat Al Anam [6] ayat 42 berfirman (yang artinya), Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (para Rasul) kepada umat-umat sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan kesengsaraan dan kemelaratan agar mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.
Jika orang-orang yang dikasihi oleh Allah Taala saja diuji, apalagi kita yang jauh dari derajat itu. Namun, bagi orang-orang beriman, bukan mustahil ujian tersebut malah menambah kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah, Sesungguhnya besarnya pahala itu berbanding lurus dengan besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Siapa yang ridha, baginya ridha(Nya). Namun siapa yang murka, maka baginya kemurkaan(Nya).
Saat ini kita tengah diuji oleh Allah Taala dengan penyakit yang menyebar begitu cepat. Kita diperintahkan untuk menghindar dari penyakit ini dan berikhtiar agar kemudharatannya tidak kian meluas. Tapi di sisi lain, kita juga harus mengimani bahwa ini semua adalah kehendak-Nya.
Allah Taala berfirman dalam al-Quran surat At Taubah [9] ayat 51, Katakanlah (Muhammad), Tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang beriman harus bertawakal.
Pada ayat lain, Allah Taala berfirman, Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Al Hadid [57]: 22-23).
Mari kita bersabar, hindari menggerutu dan berkeluh kesah seperti sang pemilik kebun. ***
Kamis, 26 Maret 2020
Jangan Seperti Si Pemilik Kebun
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat