Reuni 212 yang berlangsung sejak Ahad (2/12) sebelum subuh hingga tengah hari, menurut Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah, Dr Nashirul Haq, menjadi salah satu bukti bahwa harapan persatuan ummat masih besar.
"Saya menyaksikan sendiri bagaimana lautan ummat Muslim berbondong-bondong menuju Monas. Ini bukti bahwa ummat Islam Indonesia, lewat aksi bela Islam 212 dan reuni 212, bisa bersatu di bawah panji tauhid dan kalimat Laa Ilaaha illallah," jelas Nashirul saat dihubungi Ahad (2/12).
Nashirul sendiri, bersama para pengurus DPP Hidayatullah lainnya, ikut serta bersama ratusan kader Hidayatullah dalam reuni tersebut. Sebagian besar kader Hidayatullah bahkan telah tiba di lapangan Monas sejak sebelum subuh.
Namun, Nashirul mengingatkan, ummat Islam Indonesia tak boleh merasa berpuas dengan fenomena "memutihnya Monas" hari ini. Sebab, persatuan ummat hanya bisa diwujudkan bila ada ikatan tauhid, ukhuwah imaniyah, dan kecintaan kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Tanpa itu, ikatan ummat akan lemah.
Karena itu, pekerjaan ulama bersama umat ke depan tidak ringan. Dakwah harus terus digencarkan. Pemahaman akan al-Qur'an harus terus digalakkan. Kecintaan kepada Islam harus ditumbuhkan.
Harus diakui, jelas Nashirul, ummat Islam Indonesia adalah kekuatan besar di dunia. Namun, kekuatan itu hanya bisa kita wujudkan bila ummat Islam bersatu.
"Agar kita bisa bersatu maka kita harus mengedepankan kepentingan ummat di atas kepentingan pribadi dan golongan. Kita harus bersepakat dalam masalah prinsip dan toleran dalam masalah khilafiyah yg bersifat furu’iyah," jelas Nashirul lagi. ***
Minggu, 02 Desember 2018
“Ummat Bisa Disatukan dengan Ikatan Tauhid”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat