Sabtu, 19 Mei 2018

Amal yang Melelahkan

Allah SWT menyebut sebuah istilah dalam surat al-Ghasiyah [88] ayat 3. Aamilatun Nasibah. Amal yang melelahkan.

ILUSTRASI

Seorang Sahabat suatu hari bertanya kepada Rasulullah SAW. "Wahai Rasulullah, sesungguhnya si fulanah suka mengerjakan shalat di waktu malam dan shaum di waktu siang. Ia juga gemar bersedekah dan mengerjakan (berbagai kebaikan). Hanya saja dia suka mengganggu para tetangganya dengan lisannya."

Bersabda Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari, "Tiada kebaikan padanya. Dia termasuk penghuni neraka."

Inilah amal yang melelahkan itu. Perbuatan yang kita lakukan dengan bersusah payah ternyata tidak bisa menyelamatkan kita dari api neraka. Demikian juga ibadah yang kita laksanakan sepenuh waktu, ternyata tak membekas pada tingkah perbuatan kita sehingga Allah Ta'ala menilai kita belum pantas menghuni surga-Nya.

Suatu ketika, Atha As Salami, seorang tabi'in, hendak menjual kain yang telah ia tenun kepada sahabatnya. Sang sahabat memperhatikan kain tenun tersebut dengan seksama, lalu ia berkata, "Ya, Atha, sesungguhnya kain yang engkau tenun ini cukup bagus. Tapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak dapat membelinya."

Mendengar hal tersebut, Atha termenung dan menangis. Melihat Atha menangis, sang sahabat berkata, "Atha sahabatku. Aku mengatakan dengan sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga aku tidak dapat membelinya. Kalaulah karena sebab itu engkau menangis, maka biarkanlah aku tetap membeli kainmu dan membayarnya dengan harga yang pas.”

"Wahai sahabatku," Atha menjawab. "Engkau menyangka aku menangis karena kainku ada cacatnya. Ketahuilah sesungguhnya yang menyebabkan aku menangis bukan karena kain itu. Aku menangis disebabkan karena aku menyangka bahwa kain yang telah kubuat selama berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya. Tapi di mata engkau sebagai ahlinya, ternyata ada cacatnya."

"Begitulah aku menangis kepada Allah dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang telah aku lakukan selama bertahun-tahun ini tidak ada cacatnya. Tapi mungkin di mata Allah sebagai ahli-Nya ada cacatnya (sehingga Dia tak jadi memasukkanku ke dalam surga-Nya). Itulah yang menyebabkan aku menangis."

Mari kita berlindung kepada Allah SWT dari amal-amal yang melelahkan, yang tidak menjadi sebab kita pantas berada di surga-Nya. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat