Senin, 08 Agustus 2016

Pidato Menggentarkan dari Sang Pemimpin Tegas

Ziyad ibn Abihi adalah gubernur wilayah Irak ---termasuk Kufah, Bashrah, dan kota-kota lain di sekitarnya--- yang dipilih oleh Khalifah Mu'awiyah setelah gubernur sebelumnya, Mughirah ibn Syu'bah, wafat. Pengangkatan sang gubernur terjadi pada tahun 50 H.


Ketika itu, Irak menjadi satu-satunya wilayah dalam kekuasaan kekhalifahan yang masih bergejolak. Provokasi dan fitnah bertebaran di mana-mana.

Ziyad sangat memahami karakter penduduk Irak ketika itu. Irak hanya bisa dikendalikan oleh pemimpin keras dan tegas. Karena itulah, di awal masa kepemimpinannya, Ziyad berpidato di hadapan penduduk Irak di Batra'.

Berikut isi pidato yang menggugah tersebut, sebagaimana dikutip oleh Qasim A Ibrahim dan Muhammad A Saleh dalam buku al-Mawsu'ah al-Muyassarah fi al-Tarikh al-Islami.

Aku melihat akhir dari persoalan ini tidak akan baik kecuali bila ditangani dengan prinsip yang telah disepakati di awal, yakni lembut tapi tidak lemah dan keras tapi tidak menindas.

Sungguh, aku bersumpah atas nama Allah, aku pasti akan menghukum seorang tuan atas dosa budaknya, orang yang menetap di rumah karena dosa orang yang pergi, orang yang maju karena dosa orang yang mundur, orang yang sehat karena dosa orang yang sakit, hingga seorang dari kalian akan berkata kepada saudaranya, "Sa'd telah selamat tapi Sa'id tidak."

Jadi, terimalah keputusanku! Hindarilah berjalan-jalan pada malam gelap gulita. Siapa yang melakukannya akan kutumpahkan darahnya! Hindarilah seruan jahiliah! Siapa saja yang memperdengarkannya akan kupotong lidahnya!

Aku sudah menyebutkan semua bentuk tindakan beserta akibatnya. Aku sudah menyebutkan hukuman atas segala kesalahan. Siapa saja menenggelamkan suaru kaum, ia pasti akan kutenggelamkan. Siapa saja membakar suatu kaum, ia pasti akan kubakar. Siapa saja melubangi suatu rumah, jantungnya pasti akan kulubangi. Dan, siapa saja membongkar kuburan, ia pasti akan kukubur hidup-hidup!

Jadi tahanlah tangan dan lidah kalian, aku pasti akan menahan tangan dan lidahku dari kalian. Jangan sampai ada seorang pun dari kalian yang mengingkari pendapat umum, kecuali ia mau aku penggal lehernya.

Wahai sekalian manusia! Kami telah menjadi pemimpin kalian, dan kalian telah menjadi rakyat kami. Kami akan pimpin kalian dengan kekuasaan Allah yang sudah Dia berikan kepada kami. Kami akan lindungi kalian dengan perlindungan Allah yang kami upayakan.

Jadi, wajib bagi kalian untuk mendengar dan mematuhi semua perintah kami. Dan, wajib bagi kami untuk berlaku adil kepada kalian.

Untuk itu, balaslah keadilan dan perlindungan kami dengan saran dan nasihat kepada kami. Ketahuilah, betapa pun kurangnya diriku, tapi aku akan berusaha untuk tidak meremehkan tiga perkara ini.

Pertama, aku tidak akan terhalangi oleh siapa pun di antara kalian yang mempunyai keperluan denganku meskipun ia mendatangiku di tengah malam gelap gulita.

Kedua, aku tidak akan menghalangi kalian dari rezeki yang menjadi hak kalian.

Ketiga, aku tidak akan menahan pasukan perang di daerah musuh dalam waktu lama.

Mohonlah kebaikan kepada Allah untuk pemimpin kalian karena mereka pengatur kehidupan kalian. Mereka laksana gua tempat kalian berteduh. Jika mereka baik maka kalian pun baik

Jangan cekoki hati kalian dengan kebencian kepada mereka, karena hal itu akan membuat kalian tertimpa bencana dan derita berkepanjangan.

Jangan memaksakan keinginan kalian karena andai dipenuhi sekali pun itu pasti akan berakibat buruk bagi kalian.

Aku memohon kepada Allah agar menolong kita semua. Jika kalian melihatku berbuat keras terhadap kalian maka anggaplah itu hal biasa.

Demi Allah, aku telah memiliki banyak korban di antara kalian. Jadi, berhati-hatilah kalian jangan sampai menjadi korbanku. ***