Senin, 22 Juni 2015

Berdialog dengan Allah Lewat al-Qur'an

Tak akan pernah ada kebaikan pada diri manusia di muka bumi ini kecuali bila ia mengikuti kehendak Sang Penciptanya. Jagat raya dan seisinya bergerak serasi, selaras, seimbang, dan indah, karena tunduk pada kehendak Sang Pencipta.

Al-Qur`an adalah wujud kehendak Sang Pencipta itu. Jadi, tak ada cara hidup yang akan mengantarkan manusia kepada tujuannya kecuali berpedoman kepada al-Qur`an.

Hanya al-Qur`an saja yang bisa menerangi gelapnya kehidupan jahiliyah. Hanya al-Qur'an pula yang bisa mengakhiri segala kebingungan dalam hidup. Sebab, al-Qur`an adalah perkataan Allah SWT untuk manusia.

Dengan, al-Qur`an, seseorang bahkan bisa berdialog dengan Allah SWT. Sebab, kata Rasulullah SAW dalam Hadits yang diriwayatkan oleh ad-Dailami dan al-Baihaqi, apabila sesorang ingin berdialog dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia membaca al-Qur'an

Ada beberapa interaksi kita dengan al-Qur'an. Interaksi pertama adalah tilawah. Kata tilawah, dalam bahasa Arab, sama dengan qira'ah, artinya membaca al-Qur'an secara zahir, atau melafaskan ayat-ayatnya.

Interaksi kedua adalah tadarus Qur'an. Kata tadaarus berasal dari kata da-ra- sa, yang berarti belajar. Jadi tadaarus Qur'an berarti mempelajari kandungan Qur'an.

Banyak orang yang sering membaca, sering pula mengkaji al-Qur'an, namun tak mengimaninya. Ada yang mengimani sebagian dan mengingkari sebagian.

Ada pula yang sebatas mempercayai, namun belum mengimani. Kelompok yang terakhir ini biasanya tak mau melaksanakan perintah Allah dalam al-Qur'an meskipun mereka mengaku percaya akan kebenaran al-Qur'an.

Ibnu Mas’ud berkata, “Sesungguhnya al-Qur`an ini adalah hidangan perjamuan dari Allah, maka ambillah darinya semaksimal yang kalian mampu. Sungguh aku tidak mengetahui sesuatu yang lebih kosong dari kebaikan dibanding sebuah rumah yang di dalamnya tidak terdapat Kitabullah barang sedikit pun. Sungguh hati yang tidak mengandung Kitabullah barang sedikit pun adalah hati yang roboh, seperti robohnya rumah yang tidak ada penghuninya.” (Sunan ad-Darimi, no. 3350).

Ayo, jadikan al-Qur'an sebagai penawar segala persoalan hidup!