Seberapa banyak pemimpin di negeri ini yang berkurang hartanya
dikarenakan jabatannya? Kalau pun ada, kebanyakan karena berkorban untuk
memperebutkan jabatan itu. Ketika jabatan itu telah didapat, justru
kita sering mendengar mereka tergelincir. Mereka memanfaatkan jabatan
tersebut untuk memperkaya diri sendiri.
Pemimpin macam ini bukanlah pewaris para Nabi dan Rasul. Mereka begitu mengimpi-impikan jabatan dan amat takut kehilangannya. Padahal para Nabi dan Rasul justru rela mengorbankan apa saja demi menggapai ridho Allah SWT. Jangankan sekadar jabatan dan harta, anak dan isteri pun rela mereka kurbankan jika Allah SWT menghendakinya. Itulah pemimpin sejati!
Hanya saja, sikap gemar berkurban ini tidak datang tiba-tiba. Nabi Ibrahim AS harus melewati proses tarbiyah yang panjang dari Allah SWT sehingga tertanamlah sikap gemar berkurban ini. Begitu juga putranya, Ismail AS. Ada proses tarbiyah yang luar biasa sehingga beliau ridho dikurbankan oleh ayahnya.
Proses inilah yang perlu kita lalui saat ini. Proses tersebut bukan sekadar harus dipelajari, namun juga dirasakan dan dilatih. Insya Allah akan lahir dari generasi mendatang pemimpin-pemimpin yang memiliki semangat rela berkorban.
Wallahu alam.
(Dimuat di Majalah Suara Hidayatullah edisi Oktober 2014)