Sabtu, 15 Maret 2014

Tabayyun

Setiap jurnalis muslim hendaknya memiliki rasa amat takut terhadap kemungkinan ia telah menyebarkan informasi yang salah. Sebab, kata Allah SWT dalam al-Qur'an surat Alhujarat [49] ayat 6, informasi yang salah tersebut boleh jadi menimpakan musibah kepada suatu kaum.

Musibah ini boleh jadi pula akan menimpakan penyesalan kepada sang penyebar informasi di kelak kemudian hari. Penyesalan karena ia akan memanen dosa atas kesalahan yang telah ia sebar. Ia bukan saja telah merugikan orang yang diberitakan, juga merugikan orang yang menerima berita.

Kejadian ini pernah menimpa Al Walid bin Uqbah. Pada suatu hari ia diminta oleh Rasulullah SAW untuk mengambil zakat Bani Mushthaliq pimpinan al-Haris bin Dlirar.

Namun Al Walid salah menduga ketika melihat al-Haris dan orang-orang Bani Mushthaliq sedang dalam perjalanan menuju kediaman Rasulullah SAW. Ia bahkan melaporkan kepada Rasulullah SAW bahwa Bani Mushthaliq akan menyerang Rasulullah SAW dan tak mau membayar zakat.

Rasulullah SAW tentu saja tidak langsung percaya informasi ini. Ia menduga informasi tersebut keliru. Beliau kemudian mengutus beberapa sahabat untuk memverifikasi informasi tersebut.Ternyata dugaan Rasulullah SAW benar. Kedatangan Al-Haris dan orang-orang Bani Mushthaliq bukan untuk berperang melainkan untuk mengantarkan zakat.

Karena itulah, untuk menghindari kekeliruan seperti itu, setiap jurnalis muslim perlu melakukan tabayyun (verifikasi) terhadap semua informasi yang ia terima. Apalagi bila informasi tersebut ia peroleh dari orang-orang fasik, orang-orang yang suka berdusta, orang-orang yang masih diragukan integritas kepribadiannya, dan orang-orang kafir. Khusus kepada orang yang terakhir ini, jurnalis Muslim bahkan harus meningkatkan rasa skeptisnya. Sebab, kekafiran adalah puncak kefasikan.

Perintah agar kita melakuka tabbyun ini tertulis dengan jelas dalam surat Alhujarat [49] ayat 6 tadi. Selengkapnya ayat tersebut berbunyi (yang artinya) "Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita maka telitilah kebenarannya (bertabayyunlah) agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan)mu, yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."

Tabayyun berarti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya. Informasi yang perlu diverifikasi adalah informasi-informasi penting (naba') yang berpeluang menimpakan musibah kepada pihak lain.

Adapun informasi-informasi tak penting, gosip, ghibah, dan fitnah, lebih baik tidak sama sekali dikhabarkan. Terhadap informasi seperti ini, jurnalis Muslim sebaiknya mengambil sikap diam. 

Wallahu a'lam.