Sabtu, 07 Desember 2013

Tak Disayangi yang Tak Menyayangi

Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri. (An-Nisa’ [4]: 39)

Allah SWT telah memberi perintah kepada manusia agar saling menyayangi. Perintah ini bahkan disandingkan dengan sewajib-wajibnya kewajiban, yakni menyembah hanya kepada Allah SWT, dan seharam-haramnya pelanggaran, yaitu perbuatan syirik.

Sayangnya saat ini perintah Allah SWT tersebut banyak terabaikan. Jangankan berkasih sayang kepada pepohonan dan hewan, kepada sesama Muslim pun kerap terjadi permusuhan.

Perbedaan kelompok, partai, madzhab, dan ikhtilaf dalam masalah fiqih saja kita sudah saling membenci, bahkan menyakiti. Padahal, hilangnya sikap kasih sayang hanya lantara perbedaan-perbedaan tersebut bisa menyebabkan hilangnya rahmat Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidak menyayangi manusia maka dia tidak disayangi Allah,” (Riwayat Bukhari). Pada kesempatan lain Rasulullah juga bersabda, “Tidak dicabut rahmat kecuali dari (hati) seorang pendurhaka,” (Riwayat Abu Dawud).

Tak terbayangkan bila rahmat dan kasih sayang Allah SWT sudah dicabut. Kehancuranlah kesudahannya. 

Wallahu a’lam.

(Dipublikasikan oleh Majalah Suara Hidayatullah edisi Desember 2014)