Senin, 30 Juli 2012

"Hanya Anak-anak dan Wanita yang Boleh Shalat di Sini!"

Surat Alfatihah belum habis dibaca imam. Namun, suara canda jamaah masih juga terdengar di Mushola An-Nahl, Kampung Ar-Royyan, Tanah Baru, Beji, Depok, Jawa Barat. Bahkan, tak cuma bercanda, ada juga jamaah yang masih berlari-lari di depan jamaah lain yang sudah khusuk sholat.

Jangan aneh! Selama shalat taraweh di bulan Ramadhan ini, mushola tersebut memang khusus untuk anak-anak dan para wanita. Mulai dari anak balita hingga anak remaja. Lalu, ke mana para bapak?

"Para bapak di RT ini dipersilahkan taraweh di masjid-masjid di sekitar sini," jelas Ketua RT 06, Mulyadi, kepada Hidayatullah.com.

Malam itu malam keenam Ramadhan. Mushola seluas sekitar 10x10 meter persegi itu masih juga dipenuhi jamaah. Empat baris pertama berisi jamaah laki-laki, sedang empat baris sisanya berisi jamaah perempuan. Semua anak-anak, kecuali Pak RT, Ketua DKM, dan Ketua Panitia Ramadhan. Ketiga orantua ini sengaja ikut shalat bersama anak-anak tersebut untuk memberi semangat dan mengawasi mereka.

Di luar mushola di bagian belakang, berbaris para ibu. Mereka membentuk dua shaf memanjang hingga ke pagar mushola.

Ada juga beberapa ibu yang diminta piket untuk mengawasi anak-anak perempuan. Sang ibu yang piket ini merelakan dirinya untuk tidak shalat taraweh di sana. Siapa saja yang kedapatan masih berlari-lari ketika sang iman sudah memulai shalat, ibu yang piket tadi dengan sigap akan menegur anak tersebut dan meminta segera masuk dalam barisan.

Tugas piket ini dilaksanakan bergiliran. Dalam satu malam ada 4 ibu yang kebagian tugas. Dan, di antara empat orang tersebut, satu sebagai koordinatornya.

Para ibu piket ini bahkan tak sekadar bertugas mengawasi jalannya shalat. Mereka juga diharuskan menyediakan 80 bungkus makanan buat anak-anak yang akan dibagi seusai shalat witir. Pantas saja, anak-anak dengan sabar ikut shalat hingga selesai. Rupanya, mereka menanti-nanti saat paling membahagiakan: bagi-bagi makanan!

Lantas, siapa imamnya? Sang imam ternyata juga anak-anak. Hanya saja, usia mereka sudah menginjak remaja. Mereka anak-anak kampung tersebut yang kebetulan sekolah di pesantren dan pada Ramadhan itu sedang liburan. "Hafalan mereka lumayan bagus. Ada yang hafal 10 jus. Ada juga yang 3 jus," jelas Tri Winoto, ketua DKM An-Nahl.

Saat remaja-remaja calon hafidz ini memimpin shalat taraweh, Tri biasanya berdiri di belakang imam sambil memeriksa bacaan mereka.

Bulan Mendidik Anak

Bagi Kampung Ar-Royyan, Ramadhan kali ini memang didedikasikan untuk anak-anak. Nuansa Ramadhan bahkan sudah terasa sebelum bulan mulia ini datang.

Sepekan sebelum Ramadhan tiba, misalnya, panitia Ramadhan sudah menyediakan spanduk besar berwarna putih polos. Anak-anak kemudian dikumpulkan dan diminta menuliskan satu per satu target masing-masing selama bulan puasa.

Anak-anak antusias menulis. Ada yang memasang target berpuasa sebulan penuh, ada juga yang berencana hafal jus 28, ada yang ingin berinfaq tiap hari, bahkan ---saking semangatnya--- ada juga yang menulis "saya akan berpuasa dua bulan penuh." Nah lho!. Spanduk ini kemudian dipajang di depan mushola.

"Target-target ini akan kami evaluasi bersama setelah Ramadhan usai," jelas Ketua RT.

Selamat Ramadhan untuk anak-anak Ar-Royyan. Semoga target kalian terpenuhi!


(Dipublikasikan oleh situs Hidayatullah Online pada 26 Juli 2012)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat