Selasa, 15 November 2011

Jangan Lagi Kecolongan!

Orang-orang yang beriman, mereka berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan taghut, maka perangilah kawan-kawan setan itu (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah. (An Nisa’ [4]: 76) 


Kita telah kecolongan! Selama sepekan, sebuah festival film yang ingin mengajak kita membuka pintu lebar-lebar bagi masuknya penyakit masyarakat telah digelar. Q! Film Festival, namanya. 

Festival film homoseksual terbesar di Asia ini telah digelar sejak Jumat malam, 1 Oktober, di Perpustakaan Nasional, Salemba, Jakarta Pusat. 

Festival diawali dengan memutar film berjudul Lovely Man. Film ini berkisah tentang seorang bencong yang membiayai keluarganya dengan cara”menjajakan” dirinya kepada para lelaki hidung belang. Sang penulis skenario agaknya meminta pemakluman kepada penonton bahwa homoseksual bukan sesuatu yang hina. 

Bukan film itu saja yang diputar di festival ini. Bukan pula tahun ini saja festival tersebut digelar. Dan, tidak di Jakarta saja film-film itu diputar. Festival ini telah diselenggarakan tiap tahun sejak 2002 di lebih dari 10 kota di Indonesia, memutar lebih dari 800 judul film, dan ditonton lebih dari 160 ribu pengunjung. 

Sayang sekali tahun ini tak terdengar reaksi penolakan atas festival ini. Padahal tahun lalu reaksi penolakan begitu terasa. Mahasiswa Universitas Indonesia memprotes penyelenggaraan festival ini lewat demo. Hampir semua organisasi massa Islam keberatan dengan festival ini. 

Kita berdoa semoga kaum Muslim di negeri ini tetap menolak keberadaan kaum homoseksual di mana pun mereka berada. Alasannya jelas! Kaum ini dilaknat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala

Kita berharap tidak adanya reaksi penolakan atas festival ini semata karena kita kecolongan, bukan karena kita telah setuju dengan perbuatan sesat mereka. 

Kita sadar, kesesatan itu muncul karena bujuk rayu setan. Allah Ta'ala telah mengingatkan manusia tentang hal ini lewat kisah Nabi Adam Alaihissalam

Nabi Adam terang-terangan menolak seruan setan untuk memakan buah quldi pada awalnya. Namun, ketika seruan itu diganti bujuk rayu dan dikemas dengan pemakluman-pemakluman, maka Nabi Adam pun tertipu. 

Kaum liberal akan terus membujuk kaum Muslim agar mau memaklumi dan menerima perbuatan ”orang-orang yang sakit” ini, sementara kaum Muslim akan terus berupaya menyelamatkan ”orang-orang sakit” dari siksa neraka dengan cara segera bertobat. 

Perang pemikiran ini akan terus berlangsung. Mari perkuat diri dengan ilmu agar tidak tersesat. Bentengi keluarga dengan iman agar terjaga dari api neraka. Jaga masyarakat dengan dakwah agar terbangun peradaban Islam. 

Mudah-mudahan Allah Ta’ala akan memudahkan upaya kita. 

Wallahu a’lam


(Dipublikasikan di Majalah Suara Hidayatullah edisi November 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat