Pohon pisang tak mau mati sebelum berbuah. Ia ingin kehadirannya di atas dunia ini bisa memberi manfaat sebelum ajal datang menjemput.
Tak sekadar itu, pohon pisang telah mempersiapkan generasi penerusnya sebelum ia mati. Tunas-tunas muda inilah yang akan meneruskan tugasnya memberi kebaikan kepada siapa saja yang memetik buahnya, atau mengambil daunnya, atau memanfaatkan batangnya. Itulah pisang.
Manusia sebagai mahluk yang dikaruniai akal seharusnya bisa berbuat lebih dari sekadar sebatang pisang. Apalagi bila ia seorang Muslim yang telah menerima warisan al-Qur’an dari Allah Subhanahu wa Ta'ala lewat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW).
Lalu mengapa saat ini manusia sudah demikian jauh dari tuntunan kitab yang telah diwariskan sejak berabad-abad silam?
Rupanya proses pewarisan nilai-nilai kebaikan dalam kurun waktu yang teramat panjang, sejak Rasulullah SAW wafat di Madinah, tidak berjalan sempurna.
Kurun waktu yang begitu panjang dan melewati begitu banyak generasi tersebut rupanya telah menggerus nilai-nilai kebaikan yang seharusnya terwarisi dengan baik.
Kita harus mencegah abrasi ini. Kita tak ingin nilai-nilai kebaikan itu terus tergerus sampai generasi anak cucu kita nanti. Kita harus mulai mewariskan nilai-nilai kebaikan itu secara sempurna dengan melahirkan anak-anak yang shaleh, ilmu-ilmu yang berfaedah, serta harta benda yang bermanfaat.
Dengan begitu, tak sekadar kucuran pahala yang akan kita terima, juga harapan untuk menyongsong kembali tegaknya peradaban Islam akan terkuak kembali. Insya Allah!
(Dipublikasikan di Majalah Suara Hidayatullah edisi Nopember 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat