Kamis, 15 September 2011

Jangan Setengah Hati Usut Kasus Ambon!

Empat hari setelah Ambon rusuh, aparat tetap belum berhasil mengungkap kejadian sebenarnya yang melatarbelakangi kerusuhan tersebut. Media-media massa memberitakan, kerusuhan tersebut dipicu oleh meninggalnya seorang tukang ojek.
Semula pihak kepolisian mengumumkan bahwa kematian itu murni kecelakaan motor. Namun pihak keluarga diberitakan tak percaya dengan informasi tersebut. Apalagi mereka mengaku menemukan bekas tusukan di punggung korban dan luka lebam akibat pukulan.
Sayangnya sampai sekarang aparat tidak pernah mengungkap kejadian sebenarnya yang menimpa korban. Kalau benar korban ditikam dan dipukuli, siapa pelakunya? Apa pula motiofnya?
Bahkan, belum ada kabar para pelaku tersebut telah ditangkap oleh aparat. Andai mereka memang sudah ditangkap, bagaimana hasil pemeriksaan terhadap mereka?
Peristiwa ini kemudian meletupkan kerusuhan massa yang menyebabkan lebih dari 4 ribu orang terpaksa mengungsi sampai sekarang. Dalam kerusuhan tersebut terdapat korban tewas akibat tembakan. Lagi-lagi aparat belum bisa mengungkap siapa pelaku penembakan? Senjata apa yang dipakai? Dari mana mereka mendapatkan senjata itu?
Berbagai pertanyaan berseliweran tanpa ada jawaban yang pasti. Sebagian masyarakat mulai menebak-nebak jawabannya, lalu menyebarluaskannya. Keadaan ini membuat kian runyam persoalan.
Memang, seruan kepada masyarakat agar jangan mudah terprovokasi menjadi penting dalam situasi sekarang. Namun jangan lupa, potensi konflik di Ambon begitu besar. Sedikit saja api memercik, letupan besar bisa terjadi.
Karena itu, seruan saja tak cukup. Masyarakat perlu diberi informasi yang jelas agar tidak menyisakan banyak pertanyaan.
Apalagi kita tahu, kerusuhan di Ambon bukan sekali ini saja. Pada tahun 1999, kerusuhan yang lebih besar pernah meledak di sini. Ratusan orang meninggal, ribuan mengungsi.
Belakangan kita tahu betapa kental aroma konspirasi dalam tragedi tersebut. Tentunya kita tidak ingin Ambon dijadikan objek konspirasi kembali.

Editorial situs Hidayatullah.com 1 September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat