Kita tidak boleh iri, kata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhori, kecuali kepada dua kelompok manusia. Salah satunya adalah orang kaya yang dengan kekayaannya itu ia banyak membantu sesamanya.
Tentu saja iri kepada orang kaya, sebagaimana perkataan Rasulullah tadi, harus diletakkan dalam kerangka positif. Yakni, kita iri, merasa ingin seperti dia, mencari harta dengan cara yang halal, untuk memberi manfaat kepada orang lain.
Dengan kata lain, kita mencari harta untuk akhirat. Otomatis, kita akan habiskan harta itu untuk akhirat juga. Bukan untuk dunia semata.
Sejak zaman dahulu banyak manusia yang mencari dan mengumpulkan harta untuk kesenangan dunia semata. Mereka menumpuk harta. Mereka bermegah-megahan karena porsi untuk membantu sesama dari harta yang mereka upayakan sangat sedikit.
Terhadap orang seperti ini, tak layak kita merasa iri. Bahkan, kita harus berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar terhindar dari kodisi seperti itu.
Carilah harta untuk akhiratmu. *
Dipublikasikan di Majalah Suara Hidayatullah edisi Mei 2011
Tentu saja iri kepada orang kaya, sebagaimana perkataan Rasulullah tadi, harus diletakkan dalam kerangka positif. Yakni, kita iri, merasa ingin seperti dia, mencari harta dengan cara yang halal, untuk memberi manfaat kepada orang lain.
Dengan kata lain, kita mencari harta untuk akhirat. Otomatis, kita akan habiskan harta itu untuk akhirat juga. Bukan untuk dunia semata.
Sejak zaman dahulu banyak manusia yang mencari dan mengumpulkan harta untuk kesenangan dunia semata. Mereka menumpuk harta. Mereka bermegah-megahan karena porsi untuk membantu sesama dari harta yang mereka upayakan sangat sedikit.
Terhadap orang seperti ini, tak layak kita merasa iri. Bahkan, kita harus berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar terhindar dari kodisi seperti itu.
Carilah harta untuk akhiratmu. *
Dipublikasikan di Majalah Suara Hidayatullah edisi Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat