Seruan kepada manusia agar selalu menggunakan akal (pikiran) dan hati (qalb) banyak muncul dalam al-Qur’an. Seruan ini sebagai ajakan kepada manusia untuk berpikir, merenung, dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah Ta'ala serta membedakan antara kebenaran dan kebatilan.
Beberapa bentuk seruan tersebut muncul dalam frasa tertentu yang berulang, dan para ulama serta ahli tafsir merangkumnya menjadi sembilan jenis seruan utama.
Berikut adalah 9 seruan al-Qur’an agar manusia senantiasa menggunakan akal dan hatinya:
1. Afala ta‘qilun (أفلا تعقلون)
Seruan ini berarti: Apakah kalian tidak berakal?
Seruan ini digunakan untuk menggugah kesadaran agar manusia menggunakan akalnya dalam merenungkan ciptaan Allah Ta'ala dan kebenaran ajaran-Nya.
Contoh seruan ini adalah pada al-Qur'an surat al-Baqarah [2] ayat 44:
"Apakah kamu menyuruh manusia (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab? Maka tidakkah kamu berakal?"
2. Afala tatafakkarun (أفلا تتفكرون)
Seruan ini berarti: Apakah kalian tidak berpikir?
Seruan ini digunakan agar manusia menggunakan daya pikir, terutama dalam memperhatikan ciptaan Allah Ta'ala dan fenomena alam.
Contoh seruan ini adalah pada al-Qur'an surat Al-An‘am [6] ayat 50
"Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan (nya)?"
3. Afala tadzakkarun (أفلا تذكرون)
Seruan ini berarti: Apakah kalian tidak mengambil pelajaran?
Seruan ini digunakan agar manusia merenungi sejarah, peringatan Allah, dan mengambil hikmah.
Contoh seruan ini adalah pada al-Qur'an surat Al-A‘raf [7] ayat 3
"Ikutilah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikit kamu mengambil pelajaran (tadzkirah)."
4. Afala tasma‘un (أفلا تسمعون)
Seruan ini berarti: Apakah kalian tidak mendengarkan?
Seruan ini mengajak manusia untuk mendengarkan dengan hati terbuka, bukan hanya dengan telinga.
Contoh seruan ini adalah pada al-Qur'an surat as-Sajdah [32] ayat 26
"Dan apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan? Mereka berjalan di tempat tinggal mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah). Maka apakah mereka tidak mendengarkan?"
5. Afala tubshirun (أفلا تبصرون)
Seruan ini berarti: Apakah kalian tidak melihat?
Seruan ini mengajak manusia untuk membuka mata terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta.
Contoh seruan ini adalah pada al-Qur'an surat As-Sajdah [32] ayat 27
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Kami menghalau air (hujan) ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu tanam-tanaman yang menjadi makanan hewan dan mereka sendiri? Maka apakah mereka tidak memperhatikan?"
6. La‘allahum yatadabbarun (لعلهم يتدبرون)
Seruan ini berarti: Agar mereka mau merenungkan (al-Qur'an)
Seruan ini mengajak manusia untuk merenungi makna dan kandungan Al-Qur’an secara mendalam.
Contoh seruan ini adalah pada al-Qur'an surat Shad [38] ayat 29.
"Ini adalah sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran."
7. Li qaumin ya‘qilun (لقوم يعقلون)
Seruan ini berarti: Bagi kaum yang berakal.
Seruan ini biasanya muncul di akhir ayat untuk menyatakan bahwa penjelasan tadi hanya bisa dipahami oleh orang yang berpikir.
Contoh seruan ini adalah pada al-Qur'an surat Al-Baqarah [2] ayat 164
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal."
8. Inna fi dzalika la ayatin (إن في ذلك لآيات)
Seruan ini berarti: Sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda.
Seruan ini digunakan untuk menyebut bahwa kejadian atau ciptaan Allah adalah bukti kebenaran bagi mereka yang mau merenung.
Contoh seruan ini adalah pada al-Qur'an surat Ar-Rum [30] ayat 21.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri..."
9. Ulul albab (أُولُوا الْأَلْبَابِ)
Seruan ini berarti: Orang-orang yang memiliki akal (yang bersih/hati nurani).
Seruan ini diberikan bagi mereka yang bukan hanya cerdas secara logis, tapi juga jernih hati dan pikirannya.
Contoh seruan ini adalah pada al-Qur'an surat Az-Zumar [39] ayat 9
"...Katakanlah: 'Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?' Sesungguhnya orang yang berakallah (ulul albab) yang dapat menerima pelajaran."
Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat