Jumat, 28 Maret 2025

Orang Baik vs Orang Buruk

Di permulaan surat Ar Ra’du [13] Allah Ta'ala berfirman, “Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat al-Kitab (al-Qur’an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu adalah benar. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).”


Di dalam surat al-An’am [6] ayat 116, Allah Ta'ala juga berfirman, “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.” 

Demikian pula di dalam surat Yusuf [12] ayat 103, Allah Ta'ala berfirman, "Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya,”

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam (saw.) pernah bersabda dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari (5705, 5752) dan Muslim (220), “Diperlihatkan kepadaku umat manusia seluruhnya. Maka aku pun melihat ada Nabi yang memiliki pengikut sekelompok kecil manusia. Dan ada Nabi yang memiliki pengikut dua orang. Ada Nabi yang tidak memiliki pengikut.”

o0o

Jika kita kalkullasi jumlah orang baik dan jumlah orang buruk di muka bumi ini, mana yang lebih banyak? Atau --jika muka bumi terlalu luas-- cukuplah kita kalkulasi jumlah orang baik dan jumlah orang buruk di suatu negara, mana yang lebih banyak?

Jika pertanyaan seperti ini kita ajukan kepada orang kebanyakan, maka boleh jadi mereka akan balik bertanya, "Baik seperti apa, dan buruk seperti apa?" Sebab, ada begitu banyak orang yang akan diidentifikasi. Singkatnya, kita perlu batasan yang jelas soal kata "baik" dan "buruk".

OK, agar lebih sederhana, kita batasi definisi baik dan buruk menurut pemahaman Islam. Maka, jawaban dari pertanyaan ini ada pada ayat-ayat al-Qur'an serta hadis Rasulullah saw. sebagaimana tertera di awal tulisan ini. Singkatnya, jumlah orang baik akan jauh lebih sedikit bila dibanding jumlah orang buruk.

Jika memang demikian, apakah yang akan terjadi bila seluruh orang baik dan seluruh orang buruk di muka bumi ini dimintai pendapatnya tentang suatu perkara di mana masing-masing mereka memiliki satu hak suara? Pendapat siapa yang akan menang? 

Logikanya, pendapat orang-orang buruklah yang akan menang. Sebab, jumlah mereka jauh lebih banyak. Fakta tentang ini sudah amat banyak terpapar di depan mata kita.


Namun, adakalnya realitas yang terjadi tak sebagaimana logika manusia. Justru orang baiklah yang menang meskipun kasus seperti ini tak banyak. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ada sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi "kompetisi" ini di samping sekadar soal jumlah. 

Misalnya, jika orang-orang baik berkumpul di suatu wilayah, maka insya Allah kebaikan akan menang di wilayah tersebut meskipun secara global jumlah orang buruk tetap lebih banyak. 

Lalu, bila kelompok orang baik ini terus bergerak menebar kebaikan, maka boleh jadi jumlah mereka perlahan-lahan akan membesar, bahkan bisa membentuk sebuah negara.

Faktor lainnya, jika pengaruh orang-orang baik lebih dominan di suatu negara atau wilayah meskipun jumlah mereka sedikit, maka insya Allah mereka juga akan menang. Faktor ini jelas berhubungan dengan kualitas, bukan kuantitas. Orang baik yang kualitasnya tinggi, tentu bisa mengalahkan orang buruk yang kualitasnya rendah.

Ini semua bermakna bahwa menegakkan yang haq bukan perkara gampang, terlebih lagi membangun peradaban mulia. Ia butuh proses yang panjang. 

Boleh jadi di dalam proses tersebut akan banyak keringat yang mengucur, air mata yang mengalir, bahkan darah yang tertumpah. Sebab, harga surga jelas tak murah. 

Namun, kita tak perlu berkecil hati. Sebab, Allah Ta'ala Maha Berkehendak. Jika Dia telah menghendaki sesuatu terjadi, maka terjadilah! Tak akan ada yang sanggup menghalanginya.

Wallahu a'lam.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat