Selasa, 03 Januari 2023

Empat Karakter Peradaban Islam

Saya ingin membuka tulisan ini dengan menceritakan kembali pertemuan saya dengan seorang wanita setengah baya keturunan Cina di Hotel Le Meridian, Jakarta, pada penghujung tahun 2022. Namanya Susan. "Saya seorang non Muslim," katanya.

Masjid sederhana di pelosok Propinsi Bengkulu.

Ia kemudian bercerita bahwa saat ini ia telah menjadi nasabah bank syariah dan asuransi syariah. Awalnya, ia tak tahu sama sekali apa itu ekonomi dan keuangan syariah. Lalu, seseorang datang menjelaskan kepadanya.

"It's OK. Saya mulai tertarik," jelas Susan. Rupanya prinsip syariah mengedepankan keadilan dan kemanusiaan. Prinsip keadilan ini membuat siapa pun, termasuk non Muslim sekalipun, merasa aman bertransaksi. 

"Saya mulai paham bahwa prinsip syariah itu menjauhkan orang dari unsur haram, zalim, riba, gharar, dan maysir. Semua unsur tersebut bertentangan dengan prinsip keadilan," cerita Susan.

Lama-lama, Susan tak sekadar menjadi pengguna produk syariah, namun kerap mengajak rekan-rekannya sesama non-Muslim untuk ikut menerapkan  prinsip ekonomi dan keuangan syariah. "Kita harus sepakat bahwa syariah itu bukan milik satu kelompok atau golongan saja. Syariah itu untuk semua orang," jelas Susan.

Ungkapan terakhir Susan ini sesungguhnya adalah salah satu karakter dari peradaban Islam, yakni universal atau al-'Alamiyah. Artinya, Islam untuk semua manusia, bukan untuk segolongan tertentu saja. 

Islam adalah risalah samawi terakhir yang diturunkan kepada seluruh umat manusia. Hal ini dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam al-Qur'an surat al-Anbiya [21] ayat 107, "Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam."

Jadi, Islam adalah agama global, penutup dan penyempurna syariat sebelumnya. Ajarannya relevan untuk semua zaman dan semua tempat.

Karakter peradaban Islam bukan hanya global. Setidaknya masih ada tiga karakter lainnya. Yang paling mendasar adalah ar-Rabbaniyyah. Artinya, bersumber dari Rabb, yakni Allah Ta'ala, dan bertujuan semata-mata mencari ridha Allah Ta'ala.

Inilah perbedaan mendasar antara peradaban Islam dengan peradaban selain Islam. Peradaban Islam sudah pasti sempurna sebab bersumber dari Sang Pencipta. Kalau pun kita lihat fakwa dewasa ini banyak negara Islam yang masih kalah jauh dengan negara sekuler, maka sesungguhnya itu bukan karena konsep peradabannya yang keliru, namun akibat banyaknya faktor lain yang berkelindan dan tak sesuai dengan konsep peradaban Islam. 

Karena itu kita harus bersabar mengurai benang kusut tersebut satu per satu hingga suatu saat kelak Allah Ta'ala penuhi janji-Nya untuk memenangkan Islam di atas sistem dan pandangan hidup yang lain. Islam adalah agama fitrah, sedang yang lain kebanyakan menyelisihi fitrah. Cepat atau lambat, seluruh mahluk akan kembali kepada fitrahnya.

Hal ini ibarat mereka yang gemar mabuk-mabukan, berzina, membuka aurat, dan mengambil riba, pada awalnya senang melakukan itu semua karena seolah-olah menguntungkan mereka. Padahal tidak! Justru lama-kelamaan mereka semua akan merasa tak tenang akibat kerusakan demi kerusakan yang ditimbulkannya.

Adapun karakter ketiga adalah sempurna atau menyeluruh (as-Syumuliyah). Artinya, memiliki ajaran yang bersifat universal yang mencakup segala aspek kehidupan manusia. 

Islam mengatur kehidupan manusia mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Tak ada persoalan hidup yang tak diatur oleh Islam. Bahkan, Islam tak sekadar mengatur kehidupan pribadi, juga kehidupan keluarga, dan masyarakat, demi kemaslahatan dunia dan akhirat. 

Terakhir, karakter keempat, adalah pertengahan atau moderat (al-wasathiyah). Karakter al-wasathiyah ini mengandung beberapa makna, antara lain at-tawassuth (mengambil jalan tengah), at-tawazun (berkeseimbangan), al-i’tidal (sikap tegak lurus dan adil), at-tasamuh (toleransi), al-musawah (egaliter atau kesetaraan), at-tathawwur (berkembang), at-taqaddum wal ibtikar (maju dan inovatif), as-syura (bermusyawarah), al-ishlah (reformis), al aulawiyat (skala prioritas), dan at-tahaddhur (berkeadaban). Tentang karakter keempat ini akan kita bahas lebih detil dalam kupasan selanjutnya.

Dengan empat karakter tersebut maka peradaban Islam sudah pasti sempurna. Tak ada peradaban di muka bumi ini yang bisa menyamai kesempurnaan peradaban Islam. Ini amat logis karena mana mungkin konsep peradaban yang bersumber dari manusia bisa menyamai konsep peradaban yang dibuat oleh Sang Pencipta manusia.

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat