Tahun 2019, Ambon, Maluku, sempat diguncang gempa hebat. Setelah itu, cerita seorang ibu dalam acara Safari Dakwah Kepulauan Aru di Kampus Hidayatullah, Liang, Ambon, yang dilaksanakan PosDai Hidayatullah pada Selasa (21/9), pohon-pohon di sekitar rumahnya tak lagi berbuah.
Ibu tersebut merasa heran, mengapa pohon-pohon tersebut berhenti berbuah? Padahal sebelumnya pohon-pohon di sekitar rumahnya berbuah lebat.
"Itu karena pohon di sekitar rumah ibu mengalami stres," jelas Fahmi Rosyadi, Direktur Produksi Natural Nusantara (Nasa) saat menyampaikan materi di acara tersebut dengan judul Pengembangan Potensi Ekonomi untuk Kedaulatan dan Kejayaan Negeri.
Rupanya, tak cuma manusia yang bisa stres, pohon pun bisa. Stres tersebut biasanya disebabkan adanya keadaan atau perlakuan tidak normal yang dialami pepohonan. Gempa, salah satunya.
Namun, kata Fahmi lagi, tak perlu khawatir. Stres pada pohon tidak akan berlangsung lama. Justru setelah itu, pohon-pohon tersebut akan berbuah kembali, bahkan akan bertambah lebat dibanding sebelumnya. Kok bisa?
"Begitulah kebiasaan pepohonan. Setelah sembuh dari stres, mereka akan berbuah semakin lebat. Yang penting, beri dia pupuk yang bagus." jelas alumnus Fakultas Pertanian UGM ini.
Fahmi juga menduga stres yang dialami pepohonan pasca gempa tahun 2019 tak lama lagi akan pulih. "Ibu bersabar dulu," kata Fahmi lagi.
Stres pada tanaman adalah hal biasa. Bahkan, beberapa petani memanfaatkan kondisi stres tersebut untuk memperoleh buah yang banyak. Fenomena ini mirip dengan manusia. Setelah sakit dan akan berangsur sembuh, biasanya manusia akan banyak makan.
Pohon lengkeng, misalnya, sering ditutup oleh para petani dengan plastik dan dibiarkan sampai daunnya layu. Kalau daunnya layu, berarti pohon itu sudah stres. Setelah itu plastik penutup mereka buka dan mereka beri pupuk. Lengkeng kemudian akan berbuah lebat sekali.
Ada juga petani yang mencacah-cacah batang pohon agar berbuah cepat dan lebat. Tujuannya agar pembuluh-pembuluh tertentu pada pohon tersebut tidak bisa mengantarkan sari-sari makanan dari batang ke akar. Ia hanya bisa mengantarkan dari akar ke batang. Akibatnya sari-sari makanan akan menumpuk di batang dan daun. Ini menyebabkan daun dan buah menjadi lebat.
Hanya saja, cara mencacah tidak bisa sembarangan. Jika salah, bisa-bisa bagian yang tercacah adalah pembuluh yang mengantar makanan dari akar ke batang. Akibatnya pohon akan mati.
Tanaman kakao, kata Fahmi lagi, jika stres akan mogok berbuah. Untuk mengatasi ini para petani biasanya memangkas dahan-dahannya. Begitu juga jambu biji dan coklat. Bila mogok berbuah, petani memangkasnya. Setelah dipangkas biasanya akan berbuah lebat kembali.
Namun, sebagaimana manusia, memulihkan stres pada pepohonan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Mereka perlu dirawat, diberi pupuk dan disiram dengan baik. Manusia juga begitu. Bila stres, mereka perlu ditemani, diberi solusi, dan dibangkitkan semangatnya. Setelah sembuh dari stres, manusia pun seharusnya akan lebih produktif seperti pepohonan. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat