Kamis, 24 September 2020

Tipu Daya yang Lemah

Iblis memang telah bersumpah untuk menyesatkan manusia. Sumpah ini diucapkan iblis di hadapan Allah Ta'ala sebagaimana tertera dalam al-Quran surat Sad [38] ayat 82, "...Demi kemuliaan-Mu (Allah), pasti aku akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya."

Namun, tipu daya iblis itu sebenarnya lemah. Ini diungkapkan oleh Allah Ta'ala dalam al-Quran surat An Nisa [4] ayat 76, "...Sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.”

Bayangkan, sekadar membuka pintu yang ditutup dengan menyebut nama Allah Ta'ala saja, setan tidak bisa. Apa lagi bermalam di rumah itu. Begitu juga makan bersama manusia yang mengucapkan bismillah, setan tidak bisa. 

Lantas, jika memang lemah, mengapa banyak manusia terpedaya? Mengapa manusia lebih banyak memilih jalan setan ketimbang jalan Tuhan?

Jawabnya, karena manusia tidak betul-betul mengimani petunjuk Allah Ta'ala dan Rasul-Nya, sehingga otomatis tidak pula sungguh-sungguh menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Allah Ta'ala berfirman dalam surat An-Nahl [16] ayat 99 dan 100, “Sungguh setan itu tidak ada pengaruhnya terghadap orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhannya. Pengaruhnya hanyalah terhadap orang-orang yang menjadikannya pemimpin dan mempersekutukannya dengan Allah.”

Iblis sendiri mengakui hal ini. Dalam sambungan ayat yang telah dipaparkan sebelumnya, yakni surat Sad [38] ayat 83, iblis berkata bahwa ia tak mampu menyesatkan hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh Iblis dalam surat Al-Isra [17] ayat 62, "...niscaya benar-benar aku (setan) akan sesatkan keturunannya (Adam), kecuali sebagian kecil."

Siapakah sebagian kecil itu? Yakni, orang-orang yang memilih jalan lurus karena keimanannya kepada Allah Ta'ala. Hal ini ditegaskan oleh Allah Ta'ala dalam surat Al Hijr [15] ayat 42. "Sesungguhnya engkau (iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali mereka yang mengikutimu, yakni orang-orang yang sesat." 

Jadi, karena ini perkara iman, maka hendaklah kita senantiasa meminta pertolongan kepada Allah Ta'ala agar dilindungi dari setan. Kita tak bisa menjamin iman kita akan senantiasa kuat. Ada kalanya iman kita lemah sehingga mudah digoda, dirayu, diganggu, bahkan dihalang-halangi dari ketaatan kepada Allah Ta'ala.

Kita harus senantiasa melafazkan audzu billahi minasy syaithaanirrajiim (aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk). Ibnu Katsir menjelaskan bahwa makna doa di atas adalah permohonan kepada Allah Ta'ala agar dilindungi dari gangguan setan atas agama, atau dunia, atau menghalangi dari melakukan apa yang diperintahkan, atau mendorong untuk melakukan apa yang dilarang.

Allah Ta'ala juga berfirman, "Dan jika setan datang menggodamu maka berlindunglah kepada Allah. Sungguh Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui,“ (Al Araf [7]: 200]. 

Selain berdoa, kita juga hendaklah berada dalam jamaah agar tak mudah diganggu oleh setan. Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, "Tidak ada tiga orang di suatu desa atau padang, tidak didirikan shalat berjamaah pada mereka, kecuali setan menguasai mereka. Maka bergabunglah dengan jamaah, karena sesungguhnya srigala itu akan memakan kambing yang menyendiri.”

Dengan berjamaah kita bisa saling menjaga, mengingatkan, menasehati, dan berbagi ilmu. Bahkan, dengan berjamaah, kita tak sekadar saling membantu dalam urusan akhirat, juga urusan dunia. Sebab, seringkali manusia tergelincir karena tak kuat dengan urusan dunia.

Wallahu alam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat