Kamis, 10 September 2020

Iman, Amal, dan Jalan yang Lurus

Islam adalah jalan keselamatan, jalan lurus yang akan mengantarkan manusia ke kampung halamannya di surga. Rasulullah SAW saat berkirim surat kepada Raja Romawi, Heraklius, dengan tegas menulis, "Masuk Islam-lah, niscaya dirimu akan selamat,” (Riwayat Bukhari).

Sebaliknya, jalan selain Islam adalah jalan kebinasaan. Allah Ta'ala berfirman dalam surat Ali Imran [3] ayat 85, "Dan barang siapa memilih agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi." 

Jadi, kebaikan sebesar apa pun, bila tidak berada di atas jalan Islam, maka ia akan sia-sia, tak akan diterima oleh Allah Ta'ala

Islam dibangun atas lima pilar utama. Hal ini diungkapkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. “Islam dibangun di atas lima perkara, (1) Persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, (2) mendirikan shalat, (3) menunaikan zakat, (4) pergi haji ke Baitullah, dan (5) berpuasa pada bulan Ramadhan.”

Hal yang sama diungkapkan oleh Rasulullah SAW saat berdialog dengan Malaikat Jibril, sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim. “Wahai Muhammad," kata Jibril, "Beri tahu kepadaku tentang Islam!"

Rasulullah SAW menjawab, "Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, kemudian engkau mendirikan shalat, kemudian engkau menunaikan zakat, kemudian engkau berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian engkau menunaikan haji jika mampu.”

Jibril kemudian bertanya lagi, “Wahai Muhammad, beri tahu kepadaku tentang iman!” 

Rasulullah SAW menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, utusan-Nya, hari akhir, dan engkau beriman pada takdir Allah yang baik maupun yang buruk.”

Kelima pilar Islam tadi ---atau biasa disebut rukun Islam--- adalah amalan utama yang harus dikerjakan seorang Muslim. Sedangkan enam perkara iman ---atau biasa disebut rukun iman--- adalah pondasi dari segala amal. Rukun Islam adalah perkara lahiriah, sedangkan rukun iman perkara batiniah.

Segala amal, tanpa iman, akan sia-sia. Sebab, amal ditentukan oleh niat, dan niat ditentukan oleh iman. Jika iman kuat, niatnya akan lurus. Dan jika niatnya lurus maka amalnya akan benar.

Amalan tanpa iman ibarat sesorang yang berjalan namun tak yakin dengan tujuan. Ia tak akan bisa bersabar meniti jalan tersebut. Ia akan melangkah ragu-ragu. Pondasinya lemah. Sedikit saja ada hambatan, ia akan cepat berbelok. Padahal,  jalan Islam tak pernah mudah. Mana mungkin ia bakal sampai ke tujuan.

Sebaliknya, iman yang tak disertai amalan hanya akan menghasilkan kepura-puraan. Sebab, iman itu harus diuji. Kata Allah Ta'ala dalam surat Al-Ankabut [29] ayat 2 dan 3, "Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan 'kami telah beriman' dan mereka tidak diuji? Dan sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta."

Iman yang sebenarnya adalah iman yang disertai usaha yang sungguh-sungguh (mujahadah) dan pengorbanan. Allah Ta'ala berfirman dalam surat al-Hujarat [49] ayat 15, “Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang mengimani Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar."

Jadi, jalan yang lurus harus ditempuh dengan iman dan amal.

Wallahu alam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat