Senin, 31 Agustus 2020

Tebarkan Dakwah kepada Semua

Awalnya, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam (SAW) berdakwah secara sembunyi-sembunyi kepada orang-orang terdekatnya. Strategi ini tentu karena kondisi ketika itu memang tak memungkinkan untuk berdakwah secara terang-terangan. Sebagian besar ulama telah bersepakat bahwa apabila kaum Muslim berada pada posisi lemah (minoritas), maka keselamatan jiwa menjadi penting untuk diprioritaskan.

Namun bukan berarti dakwah berhenti karena kondisi kita lemah. Faktanya, Rasulullah SAW tetap berdakwah dalam keadaan seperti itu. Bahkan, masa berdakwah secara sembunyi-sembunyi ini telah mengantarkan sekitar 67 orang memeluk Islam (ada pula yang menyebut 50 orang). 

Yang menarik, dari 67 orang ini, hanya 13 orang saja yang berasal dari kalangan fakir miskin, budak, hamba sahaya, dan orang-orang non Arab (Dr Buthi, Fiqh As-Sirah). Jadi, dakwah Rasulullah SAW di awal Islam, meskipun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, justru banyak menyasar golongan menengah ke atas.

Setelah cukup lama berdakwah secara sembunyi, turunlah Surat Asy Syuara [26] ayat 214, "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat."  Ayat ini adalah isyarat bahwa Rasulullah SAW sudah harus berdakwah secara terbuka meskipun masih kepada para kerabatnya sendiri.

Setelah ayat ini turun, Rasulullah SAW segera mengumpulkan keluarga beliau dalam sebuah  pertemuan. Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa  jumlah kerabat yang berkumpul ketika itu sekitar 30 orang. 

Rasulullah SAW, dalam pertemuan tersebut, berkata, "Wahai keturunan Abdul Muthalib! Demi Allah, aku tidak menemukan pemuda Arab yang membawa kepada kaumnya sesuatu yang lebih baik dari apa yang aku bawa sekarang ini. Aku telah datang kepada kalian dengan membawa sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan dunia dan akhirat sekaligus,” (Riwayat Ibnu Ishaq)

Dalam kisah yang lain, sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW juga mengumpulkan kerabatnya di Bukit Shafa. Lalu, beliau berseru dengan suara keras kepada para kerabatnya. "Apakah kalian mempercayaiku bila aku khabarkan kepada kalian bahwa seekor unta akan keluar dari kaki gunung ini?"

Para kerabatnya menjawab, "Kami tidak pernah mendapatkan kebohongan darimu sebelumnya."

Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Ketahuilah, sesungguhnya aku mengingatkan kalian akan adanya siksa yang sangat pedih."

Setelah beberapa lama Rasulullah SAW berdakwah secara terbuka kepada para kerabatnya dan mendapat perlawanan keras dari sebagian mereka, Rasulullah SAW mulai berdakwah secara terang-terangan kepada masyarakat luas. 

Menurut Dr Mahdi Rizqullah Ahmad dalam bukunya As Sirah an-Nabawiyyah fi Dhaui al-Mashadiral-Ashliyyah: Dirasah Tahliliyyah, dakwah secara terang-terangan dilakukan Rasulullah SAW terutama setelah turunnya Surat al-Hijr [15] ayat 94. “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik."

Demikianlah, Islam terus berkembang, terutama setelah kaum Muslim hijrah ke Madinah. Bahkan Rasulullah SAW juga berkirim surat kepada para penguasa negeri kafir di sekitarnya untuk memeluk Islam. Salah satu surat Rasulullah SAW yang terkenal ditujukan kepada Heraclius, penguasa Romawi.

"Bismillahi Rrahmani Rahim. Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya untuk Heraclius, penguasa Romawi. Keselamatan bagi siapa yang mengikuti petunjuk.  Aku mengajakmu dengan seruan Islam; masuk Islamlah engkau, maka engkau akan selamat. Allah akan memberi pahala kepadamu dua kali. Namun jika engkau berpaling, maka engkau akan menanggung dosa rakyatmu...”

Apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ini, berdakwah dari orang-orang terdekat hingga berkirim surat kepada para penguasa negeri lain, selayaknya juga kita lakukan semampu yang kita bisa. Terlebih dengan kemajuan teknologi saat ini, sarana untuk mengajak orang kepada Islam begitu mudah. Jauh lebih efektif dan efisien. Tak ada lagi alasan untuk diam.

Wallahu alam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat