Selasa, 24 Desember 2019

Forum Ukhuwah Islamiyah MUI Ramai Bicarakan Uighur

Desakan agar pemerintah Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) segera mengeluarkan pernyataan tegas soal Muslim Uighur ramai disuarakan peserta Silaturahim Nasional Forum Ukhuwah Islamiyah MUI yang berlangsung Rabu (18/12) di Gedung MUI Pusat, Jakarta.

"Pemerintah Indonesia tak boleh diam sementara banyak negara di dunia sudah bersuara soal Muslim Uighur" jelas Nanang Mubarak, utusan dari BKPRMI.  Hal senada juga diungkapkan Ahmad Sofyan dari Literasi Muda Mathla’ul Anwar. Masyarakat Indonesia, jelas Ahmad, ingin melihat pemerintah berani bersikap tegas untuk membantu penderitaan saudara Muslim di Uighur.

Lima dari tujuh penanya dan penanggap dalam forum tersebut bersuara sama tentang harapan kepada pemerintah untuk segera bersikap tegas soal Uighur. Selain utusan dari BKPRMI dan Mathla’ul Anwar, juga dari INSIST, Persistri (organisasi wanita Persis), serta BMOWI.  Beberapa peserta yang juga ingin mengemukakan pendapatnya soal Uyghur terpaksa harus menahan keinginan itu karena waktu dialog yang terbatas.

Acara Silaturahim Nasional Forum Ukhuwah Islamiyah MUI dihadiri oleh utusan dari ormas-ormas Islam, pemuda-pemuda Islam, serta unsur pimpinan MUI Pusat, antara lain Wakil MUI Pusat, Zainuttauhid, Wakil Sekjen MUI Pusat, Zaitun Rasmin, Ketua Komisi Ukhuwah MUI Pusat, Buya Adnan Harahap, Sekretaris Komisi Ukhuwah MUI Pusat, Nurhasan Zaidi, serta salah seorang ketua komisi MUI Pusat, Prof Maman Abdurrahman.

Menanggapi permintaan peserta soal Muslim Uighur ini, Zainuttauhid yang juga menjabat Wakil Menteri Agama menyatakan MUI Pusat akan segera membuat pernyataan dalam waktu dekat. “Dalam beberapa hari ini kita akan buat pernyataan,” jelasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Komunis China telah menahan lebih dari 1 juta etnis Uighur dan minoritas lainnya di kamp-kamp. Sebuah laporan dari kantor berita Indepandent menyebutkan bahwa pemerintah lokal China bermaksud menghapus data para tahanan di kamp-kamp ini. Bocornya rencana tersebut membuat masyarakat dunia bereaksi, setelah sebelumnya terungkap pula soal pelanggaran HAM di kamp-kamp tersebut. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat