Ada hajatan penting di Kampus Hidayatullah Tanjung Uncang, Batam,
Kepulauan Riau, pada awal Juni lalu. Hajatan ini bertema Silaturahim dan
Sarasehan Dakwah Pendiri dan Perintis Hidayatullah. Tujuannya,
menggali kembali nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh sang pendiri
Hidayatullah, Allahuyarham Ust Abdullah Said.
Sarasehan ini dihadiri oleh para sesepuh Hidayatullah, antara lain Ust Hasan Ibrahim, Ust Usman Palese, Ust Hasyim HS, dan Ust Nazir Hasan. Para pendiri dan perintis ini berbincang-bincang santai dan dimoderatori oleh Ust Nasirul Haq dan Ust Tasrif Amin.
Ada beberapa catatan menarik yang diutarakan para pendiri dan perintis Hidayatullah dalam bincang-bincang tersebut. Beberapa di antaranya adalah, Abdullah Said kerap mengeluarkan istilah-istilah menarik yang mampu menjadi penyemangat dan penguat iman para kader bahwa pertolongan Allah SWT itu dekat.
Selain itu, Abdullah Said senantiasa memiliki semangat juang yang tinggi untuk mewujudkan apa yang dianggap kebanyakan orang tak mungkin diwujudkan, serta selalu memberikan gambaran masa depan yang jelas kepada para kader.
Strategi pendekatan yang dilakukan Abdullah Said mampu memikat banyak orang untuk berjuang bersama Hidayatullah. Strategi yang diterapkan antara lain pelatihan (training) mubaligh untuk masyarakat umum, pendekatan personal yang memikat, pencerahan para kader secara periodik, dan kepedulian yang tinggi kepada para jamaah.
Abdullah Said, menurut para perintis Hidayatullah, tak meninggalkan shalat malam dengan rukuk dan sujud yang lama. Ibadah ini ia lakukan sebagai wujud rasa ingin berlama-lama mengadu kepada Allah SWT.
Ia juga senantiasa memberi teladan yang baik kepada kader. Ia terdepan dalam berbuat, dan disiplin dalam bertintindak. Seringkali dalam setiap rapat, ia lebih dulu tiba di ruang rapat sebelum peserta lain datang.
Dalam memandang harta, Abdullah Said tidak pernah mengedepankan kuantitas (jumlah), namun keberkahannya. Menurutnya, harta yang banyak, jika tak berkah, akan selalu terasa kurang.
Kampus Baru
Yang menarik, acara “bincang-bincang” ini menjadi acara pertama yang digelar di Kampus Tanjung Uncang. Wajar saja karena kampus ini baru saja selesai dibangun secara bertahap beberapa waktu lalu, termasuk tempat menginap para tamu. Pembangunannya sendiri sudah dimulai sejak pertengahan 2012.
Kampus ini secara keseluruhan menempati lahan seluas 2,5 hektar. Lahan ini adalah pemberian Badan Pengusaha Batam.
Di lahan ini sekarang telah berdiri SMP khusus putri berasrama (boarding), TK Yaa Bunayya, dan SD Islam Integral Luqman al-Hakim. Jumlah muridnya telah mencapai lebih dari 100 orang.
Sarasehan ini dihadiri oleh para sesepuh Hidayatullah, antara lain Ust Hasan Ibrahim, Ust Usman Palese, Ust Hasyim HS, dan Ust Nazir Hasan. Para pendiri dan perintis ini berbincang-bincang santai dan dimoderatori oleh Ust Nasirul Haq dan Ust Tasrif Amin.
Ada beberapa catatan menarik yang diutarakan para pendiri dan perintis Hidayatullah dalam bincang-bincang tersebut. Beberapa di antaranya adalah, Abdullah Said kerap mengeluarkan istilah-istilah menarik yang mampu menjadi penyemangat dan penguat iman para kader bahwa pertolongan Allah SWT itu dekat.
Selain itu, Abdullah Said senantiasa memiliki semangat juang yang tinggi untuk mewujudkan apa yang dianggap kebanyakan orang tak mungkin diwujudkan, serta selalu memberikan gambaran masa depan yang jelas kepada para kader.
Strategi pendekatan yang dilakukan Abdullah Said mampu memikat banyak orang untuk berjuang bersama Hidayatullah. Strategi yang diterapkan antara lain pelatihan (training) mubaligh untuk masyarakat umum, pendekatan personal yang memikat, pencerahan para kader secara periodik, dan kepedulian yang tinggi kepada para jamaah.
Abdullah Said, menurut para perintis Hidayatullah, tak meninggalkan shalat malam dengan rukuk dan sujud yang lama. Ibadah ini ia lakukan sebagai wujud rasa ingin berlama-lama mengadu kepada Allah SWT.
Ia juga senantiasa memberi teladan yang baik kepada kader. Ia terdepan dalam berbuat, dan disiplin dalam bertintindak. Seringkali dalam setiap rapat, ia lebih dulu tiba di ruang rapat sebelum peserta lain datang.
Dalam memandang harta, Abdullah Said tidak pernah mengedepankan kuantitas (jumlah), namun keberkahannya. Menurutnya, harta yang banyak, jika tak berkah, akan selalu terasa kurang.
Kampus Baru
Yang menarik, acara “bincang-bincang” ini menjadi acara pertama yang digelar di Kampus Tanjung Uncang. Wajar saja karena kampus ini baru saja selesai dibangun secara bertahap beberapa waktu lalu, termasuk tempat menginap para tamu. Pembangunannya sendiri sudah dimulai sejak pertengahan 2012.
Kampus ini secara keseluruhan menempati lahan seluas 2,5 hektar. Lahan ini adalah pemberian Badan Pengusaha Batam.
Di lahan ini sekarang telah berdiri SMP khusus putri berasrama (boarding), TK Yaa Bunayya, dan SD Islam Integral Luqman al-Hakim. Jumlah muridnya telah mencapai lebih dari 100 orang.