Jumat, 05 Mei 2023

Nestapa Mustopa yang Menyisakan Tanya

Namanya Mustopa. Usianya belum terlalu senja, masih 60 tahunan. Ia tinggal di Dusun 4, Desa Sukajaya, Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Kantor MUI, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, yang menjadi sasaran "aksi cowboy" Mustopa.

Dulu, sekitar tahun 1980-an, Mustopa pernah tinggal di daerah Krui, Kabupaten Pesisir Barat, kira-kira 200 kilometer arah utara Way Khilau,  tempat tinggal Mustopa sekarang. 

Di tempat ini, cerita isteri dan anak menantu Mustopa kepada aparat  kepolisian dari Polres Pesawaran, Selasa, 2 Mei 2023, Mustopa mengalami sakit panas. Saat itulah ia mengaku bermimpi diangkat menjadi wakil Nabi.

Sejak mendapat mimpi tersebut, Mustopa mulai menampakkan keyakinan yang aneh. Ia mengajak semua orang, termasuk isteri, anak-anak, dan tetangganya, untuk mengakui bahwa ia wakil dari Nabi, sesuai mimpinya.  

Ajakan yang aneh itu tentu tak ditanggapi oleh mereka. Namun, Mustopa tidak patah arang. Ia tetap saja mengajak orang lain untuk mempercayai bahwa ia wakil Nabi.

Tahun 1999, Mustopa mengumpulkan para ulama dan tokoh masyarakat di Desa Sukajaya, tempat ia tinggal sekarang. Salah seorang yang hadir saat itu adalah Rusli, Kepala Dusun 3, Desa Sukajaya, tetangga dusun di mana Mustopa tinggal. Di sana, kata Rusli, lagi-lagi Mustopa mengumumkan bahwa ia adalah wakil Nabi.


Tentu saja semua menolak pengakuan ini. Bahkan, Mustopa sempat diamankan di Polsek Kedondong karena dianggap telah meresahkan masyarakat. Namun, setelah pihak keluarga menjelaskan bahwa Mustopa mengalami gangguan jiwa, ia dilepaskan.

Tak cukup itu. Pada bulan Februari 2016, Mustopa mendatangi Kantor Gubernur Lampung untuk menyampaikan keyakinannya bahwa ia wakil Nabi. Karena tak ditanggapi, Mustopa marah. Ia sempat memecahkan kaca kantor gubernur dan kantor DPRD Propinsi Lampung. Buntut dari kasus ini, Mustopa digeladang ke kantor kepolisian dan dituntut di Pengadilan Negeri Kelas 1 A, Tanjung Karang, Bandar Lampung, 5 bulan penjara.

Kejadian ini lagi-lagi tak membuat Mustopa jera. Pada Selasa, 2 Mei 2023, Mustopa menjalankan aksi terakhirnya dengan mendatangi Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat. Tujuannya sama, meminta pengakuan bahwa ia adalah wakil Nabi. 

Sebelumnya, Mustopa sudah beberapa kali berkirim surat ke kantor MUI Pusat. Salah satu surat sempat diperlihatkan Ketua Bidang Fatwa MUI, KH Asrorun Niam kepada wartawan di kantor MUI pada Selasa (2/5). Isinya, meminta agar MUI menerima klaimnya sebagai "orang yang diutus untuk mempersatukan umat Islam".

Setelah beberapa surat yang dikirimkan tersebut tak pernah direspon oleh MUI, maka pada hari Senin, 1 Mei 2023 selepas magrib, Mustopa memutuskan untuk mendatangi langsung kantor MUI. 

Ia pergi meninggalkan rumahnya dengan mobil travel Suzuki APV. Sebuah tas ia bawa. Ia juga berpamitan kepada isterinya untuk pergi ke Jakarta. Namun, ia tak memberi tahu ke mana alamat persis yang akan ia tuju. Ia hanya meminta doa agar selamat dan bisa pulang kembali ke rumah.

Sebenarnya, Mustopa jarang ke Jakarta. Pertama kali ke Jakarta, menurut sang isteri, akhir tahun 2022. Kedua kalinya pada Maret 2023. Dan sekarang ini adalah perjalanan ketiga kalinya. Selain itu, Mustopa juga tak memiliki sanak keluarga di Tanah Jawa.


Lalu, Selasa, 2 Mei 2023, sekitar pukul 10.00 WIB, sebuah berita mengejutkan muncul. Mustopa membuat keributan di Kantor MUI Pusat. Ia marah karena tak diizinkan oleh dua staf Kantor MUI yang berjaga di meje resepsionis di dekat pintu masuk lift untuk menemui pimpinan mereka. Pada saat yang bersamaan, para pimpinan MUI memang sedang menggelar rapat di lantai 4 gedung tersebut.

Mustopa mengeluarkan senjata jenis airgun --bukan senjati api namun tergolong berbahaya dan mematikan-- dan melesakkan beberapa tembakan. Satu tembakan mengenai salah seorang staf, sedang satu tembakan lagi mengenai kaca di ruang resepsionis tersebut. Pecahan kaca melukai seorang staf MUI yang juga berjaga-jaga di sana.

Usai menembak, Mustopa berusaha kabur. Namun, beberapa staf MUI yang berada di tempat kejadian segera mengejar dan meringkus Mustopa. Entah karena kaget atau kelelahan, Mustopa akhirnya pingsan dan sejumlah saksi memastikan saat itu Mustopa tidak meninggal dunia. 

Saat itulah petugas kepolisian datang dan membawa Mustopa ke Puskesmas Menteng. Namun, setibanya di Puskesmas, Mustopa dikabarkan menghembuskan nafas terakhir. Padahal, berdasarkan hasil autopsi RS Polri Kramat Jati, tidak ditemukan luka di tubuh Mustopa. 

Petugas kepolisian mengaku menemukan sejumlah obat asma di dalam tas milik Mustopa. Namun, belum diketahui secara pasti apakah penyakit ini yang mengantarkan kematian pada Mustopa atau bukan.

Kisah ini kian menarik perhatian masyarakat ketika keesokan harinya, Rabu, 3 Mei 2023, Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) menyatakan adanya kejanggalan pada transaksi rekening bank milik Mustopa. Nilai transaksi sejak tahun 2021 mencapai Rp 800 juta. Hal ini terasa janggal bila melihat profil Mustopa yang hanya sebagai petani biasa.

Drama kehidupan Mustopa kini sudah usai sejak Selasa, 2/3, lalu. Namun, segmen terakhir dari "pentas ala cowboy" yang diperlihatkan Mustopa telah menyisakan sejumlah tanya. Siapa yang telah bertransaksi dengan Mustopa dalam jumlah ratusan juta rupiah ini dan untuk apa? 

Mengapa pula Mustopa merasa perlu mempersenjatai diri dengan airgun bila hanya ingin menyampaikan keyakinannya kepada para petinggi MUI? 

Bagaimana seorang petani di sebuah kampung seperti Mustopa bisa mendapatkan senjata airgun yang mematikan? Apakah ia memiliki izin? Benarkah ia meninggal karena serangan asma atau ada sebab lain?

Mustopa kini telah menemukan jawaban bahwa keyakinan yang selama ia pertahankan adalah keliru. Namun, masyarakat belum menemukan jawaban atas pertanyaan demi pertanyaan yang tersisa dari nestapa yang melanda Mustopa. 

Semoga pertanyaan-pertanyaan tersebut segera ditemukan jawabannya agar tidak muncul beragam spekulasi dan kecemasan di tengah masyarakat. *** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat