Kamis, 16 Juli 2020

Benturan Dua Jalan

Sebelum menciptakan manusia, Allah Ta'ala telah mengilhamkan kepada para malaikat bahwa Dia hendak menciptakan khalifah di muka bumi. 

Namun, khalifah yang hendak Dia ciptakan ini kelak mampu melakukan hal-hal yang diharamkan. Mereka diberi pilihan apakah hendak menempuh jalan yang lurus atau jalan yang bengkok. Mereka, tulis Dr Hamid Ahmad Ath Thahir dalam bukunya Shahih Qashashil Quran (Kisah-kisah dalam al-Quran), mampu membedakan kedua jalan tersebut dan bisa memilih salah satu dari keduanya.

Ini berbeda dengan para malaikat. Mereka hanya diberi oleh Allah Ta'ala satu jalan saja. Mereka hanya beribadah kepada Allah Ta'ala dan tidak pernah mendahului perkataan-Nya.  

Setelah menerima ilham dari Allah Ta'ala tentang manusia, para malaikat lalu bertanya, sebagaimana tertulis dalam al-Qur'an surat Al Baqarah [2] ayat 30, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?”

Allah Ta'ala menjawab dalam ayat yang sama, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui."

Setelah itu, sebagaimana dikisahkan dalam Hadits yang diriwayatkan Tirmidzi, "Allah Ta'ala mengambil segenggam tanah dari seluruh bumi dan membasahinya sehingga lengket, membentuknya menjadi wujud manusia. Kemudian, untuk beberapa saat, Allah Ta'ala membiarkan Adam dalam wujudnya seperti itu."

Saat itulah, sebagaimana dikisahkan pula dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, iblis datang mengelilingi Adam. Dilihatnya bentuk Adam yang berlubang di tengah. Tahulah dia bahwa Adam adalah mahluk yang tak dapat menahan diri.

Iblis kemudian berkata kepada Adam, "Kau diciptakan untuk suatu hal besar. Sungguh, jika aku diberi kuasa atasmu, aku pasti akan membinasakanmu," (Riwayat Abu Yala dari Abu Hurairah). 

Sejak itu iblis menaruh dengki kepada Adam. Rasa dengki tersebut diungkap iblis dalam dialognya dengan Allah Ta'ala sebagaimana tertulis dalam al-Qur'an surat Shad [38] ayat 76, "Aku lebih baik dari dia karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah."

Karena rasa dengki inilah iblis tak mau bersujud kepada Adam ketika Allah Ta'ala menyuruhnya sujud. Ini berbeda dengan malaikat yang mematuhi perintah Allah Ta'ala, terlebih setelah mengetahui kelebihan dan kemuliaan Adam dibanding diri mereka. Adam telah mengajari para malaikat atas perintah Allah Ta'ala nama-nama segala benda layaknya guru mengajari murid. 

Allah Ta'ala lalu berkata kepada iblis, sebagaimana tertulis dalam al-Qur'an surat Al-A'raf [7] ayat 13, "Maka turunlah kamu darinya (surga), karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk mahluk yang hina."

Dalam surat lain, Allah Ta'ala berfirman, "Keluarlah dari surga karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesungguhnya kutukan itu tetap menimpamu sampai hari Kiamat," (Al Hijr [15]: 34-35).

Mendapati hal ini, iblis justru menantang Adam lewat permohonannya kepada Allah Ta'ala, "Ya Tuhanku, (kalau begitu) berilah aku penangguhan sampai hari (manusia) dibangkitkan," (Al Hijr [15]: 36). 

Allah Ta'ala mengabulkan permintaan iblis. Setelah itu, iblis yang telah dikuasai  rasa dengki berkata, "Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka (Adam dan anak keturunannya) dari jalan-Mu yang lurus, kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, belakang, kanan, dan kiri mereka. Dan Engkau tak akan mendapati kebanyakan dari mereka bersyukur," (Al A'raf [7]: 16-17).

Rasulullah SAW juga berkata tentang apa yang akan dilakukan iblis terhadap manusia. "Sungguh, setan itu duduk di seluruh jalanan  anak Adam. Dia duduk untuk menghalangi jalan Islam," (Riwayat Sabrah bin Abu Faqih).

Kemudian Allah Ta'ala berfirman,  “... barangsiapa di antara mereka (manusia) ada yang mengikutimu (iblis), pasti akan Aku isi neraka Jahanam dengan kamu semua," (Al-A'raf [7]: 18).

Korban pertama tipu daya iblis adalah Adam. Ia dan isterinya, Hawa, memakan buah terlarang. Allah Ta'ala mengingatkan Adam, "Bukankah Aku telah melarangmu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?" (Al A'raf [7]: 23).

"Turunlah kamu! Kamu akan saling bermusuhan satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan," (Al A'raf [7]: 24).

Inilah takdir yang telah ditetapkan secara khusus oleh Allah Ta'ala kepada Adam. Tentu saja yang Allah Ta'ala takdirkan bukanlah soal kemaksiatan yang dilakukan Adam, melainkan musibah ketika Adam diturunkan ke muka bumi. Allah Ta'ala sengaja membentangkan bumi dengan segala isinya untuk Adam dan keturunannya.

Pada saat yang sama, di muka bumi akan ada kebathilan dan kebenaran, yakni orang yang meniti jalan bengkok dan jalan lurus. Akan ada pula benturan dua jalan tersebut, bahkan pertumpahan darah antara pejuang kebathilan dan pejuang kebenaran. Ini semua sudah menjadi ketentuan Allah Ta'ala._

Wallahu a'lam. ***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat