Senin, 08 Mei 2017

Perniagaan yang Diabaikan

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka..." (At Taubah [9]: 111)
o0o

Di masa Rasulullah SAW, ada seorang anak yatim yang mendapati sebuah pohon kurma tumbuh di kebunnya. Sang anak yatim tersebut tahu kalau itu bukan pohon kurma miliknya. Ia juga tahu kalau pohon itu milik si fulan.

Sang anak yatim risau. Apalagi si fulan tak mau mengikhlaskan pohon itu kepadanya. Mereka berdua kemudian menghadap Rasulullah SAW.

"Wahai Rasulullah," kata anak yatim kepada Sang Pemimpin Umat tersebut. "Tolong perintahkan si fulan pemilik pohon kurma itu agar memberikannya padaku, sehingga aku dapat menyempurnakan kebunku ini.”

Maka Rasulullah SAW pun berkata kepada si fulan pemilik pohon kurma, “Berikan saja pohonmu, dan aku menjamin bagimu pohon kurma di surga.” 

Sungguh tak dinyana, si fulan justru menolak seruan tersebut.  Entah apa yang merasuk dalam pikiran dan kalbu si fulan sehingga tawaran yang amat menggiurkan itu ia tolak. Benar-benar tak masuk akal!

Padahal, orang yang menawarkannya bukanlah orang biasa. Ia adalah seorang Rasul, utusan Allah SWT. Apa yang dijanjikannya pastilah kebenaran. Seluruh kaum mukmin mengimani ini.

Rasanya tak mungkin pula tarbiyah Islam tak sampai kepada si fulan. Bukankah ia hidup semasa dengan Rasulullah SAW dan para Sahabat? Semangat ber-Islam sudah pasti amat kental pada masa itu. Orang-orang baik masih banyak, dan sosok yang bisa diteladani juga tak sedikit.

Tapi faktanya orang-orang seperti si fulan sudah ada ketika itu. Jumlah mereka bukan sekadar satu atau dua. Bahkan orang-orang yang membenci Rasulullah SAW juga ada saat itu. Itulah pelajaran yang Allah SWT perlihatkan kepada manusia.

Kisah tentang pohon kurma ini memang tak berhenti sampai di sini. Sang anak yatim pada akhinya bisa mendapatkan pohon kurma tersebut atas bantuan Abu Dahdah, pemilik kebun kurma yang amat luas dan terkenal. Abu Dahdah melepas seluruh kebun kurma miliknya untuk ditukar dengan sebatang pohon kurma tersebut, lalu memberikannya kepada anak yatim itu.

Jika di zaman Rasulullah SAW saja ada orang yang menolak perniagaan amat menguntungkan, lantas bagaimana dengan sekarang? Bagaimana dengan masyarakat di negeri yang letaknya amat jauh dari tempat Rasulullah SAW pernah berada? 

Sudah tentu orang-orang seperti itu akan banyak kita dapati. Ada orang yang rela menggadaikan agamanya demi kepentingan politik dan bisnisnya. Ada orang yang dikaruniai kekuasaan namun ia gunakan kekuasaan itu untuk menutupi cahaya Islam. Ada juga orang yang mati-matian menghalangi tegaknya syariat karena merasa nyaman dengan kebebasan tanpa aturan.

Jadi jangan bingung menyaksikan fenomena seperti ini di sekitar kita! Sebab ---sekali lagi--- inilah pembelajaran yang Allah SWT berikan kepada kita. Orang-orang yang menolak perniagaan dengan Allah SWT ini akan selalu ada dari masa ke masa. Bahkan, di akhir zaman kelak, jumlah mereka bertambah banyak. 

Marilah kita gencarkan dakwah kepada mereka sembari terus berdoa agar kita dan anak cucu kita tidak terperosok bersama golongan itu. ***

(Dimuat oleh Majalah Suara Hidayatullah edisi Mei 2017)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar yang bermanfaat