Selasa, 02 Juni 2015

Mari Berjamaah!

Ada beragam cara kaum Muslim di negeri ini berdakwah dan berjamaah. Ada yang melakukan pendekatan kultural dan meyakini hal tersebut tidak menyelisihi tuntunan Allah SWT dalam al-Qur'an dan as-Sunnah. Cara berdakwah mereka mudah diterima oleh masyarakat luas. Jumlah jamaah mereka amat banyak.

Ada pula sekelompok Muslim yang memilih sikap berdiam diri atas segala persoalan politik dan hal-hal yang menimbulkan perselisihan (khilafiah). Mereka lebih sering mengajak kaum Muslim shalat berjamaah tepat waktu di masjid-masjid. Mereka gemar berdakwah tentang pentingnya amal shaleh. Mereka meyakini, dengan cara itu, syiar Islam akan semarak dan kaum Muslim akan terselamatkan.

Kelompok Muslim lainnya lebih memilih berpolitik secara Islami. Mereka mendirikan partai politik namun tidak untuk bertarung lewat sistem demokrasi. Mereka memperkenalkan sistem pemerintahan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para Sahabat.

Meski pemerintahan yang diimpi-impikan itu belum berdiri, namun mereka tetap berupaya menyadarkan kaum Muslim akan pentingnya membangun pemerintahan tersebut. Mereka yakin, syariat Islam tak akan tegak sempurna tanpa hal itu.

Namun, ada pula kelompok Muslim yang menceburkan diri dalam sistem demokrasi di negara ini. Mereka berjuang lewat parlemen dan pemerintahan. Lembaga negara tersebut mereka jadikan wasilah untuk menegakkan Islam di negeri ini. Terbukti, sejumlah peraturan dan perundangan yang bernuansa Islami lahir dari upaya kelompok ini.

Yang lain, lebih memilih bersikap tak mau ikut dalam percaturan politik di negara ini. Mereka senantiasa berhati-hati dalam berbuat. Mereka menganggap sistem demokrasi di negara ini batil.

Namun, meski tak ikut dalam "pesta demokrasi", mereka tetap mengakui kepemimpinan personal yang terpilih lewat sistem demokrasi itu. Yang penting, sang pemimpin tersebut seorang Muslim. Begitulah keyakinan mereka.

Dan, di antara beragam cara tadi, ada juga sekelompok Muslim yang terus menerus berproses membangun jamaah lewat dakwah. Cara mereka berproses sebagaimana dulu Allah SWT menuntun Rasulullah SAW dalam membangun peradaban Madinah lewat wahyu-Nya.

Proses dakwah ini terus berjalan tanpa harus menunggu tibanya keadaan ideal terlebih dahulu. Menurut kelompok ini, perintah (amar) berjamaah itu wajib. Namun, mendirikan jamaah hendaklah dilakukan semampu kita. Jika saat ini kita belum mampu membangun jamaah yang besar dan kuat, maka jamaah kecil pun tak menjadi soal.

Ini sejalan dengan apa yang pernah dikatakan oleh Umar bin Khaththab tentang takwa. Kata beliau, "bertakwalah semampumu."

Proses dakwah yang terus menerus dilakukan, membuat kelompok ini kian lama kian membesar. Kini mereka telah memiliki 290 cabang yang tersebar di 33 propinsi di seluruh Indonesia. Kelompok terakhir ini tak lain adalah Hidayatullah.

Semua pilihan berjamaah tersebut tentu saja baik. Niat dan tujuan mereka sudah pasti mulia, meski cara yang ditempuh beragam.

Kita berdoa semoga lewat cara-cara tersebut, Islam bisa tegak di bumi pertiwi ini, hingga pada akhirnya kedamaian, kesejahteraan, dan keberkahan menaungi penduduknya.

Kita juga berharap Allah SWT mencatatkan segala daya upaya kaum Muslim di negara ini --lewat beragam jamaah tersebut-- sebagai pahala yang akan menambah berat timbangan kebaikan mereka di akhirat kelak.

Wallahu a'lam