Saya tak ingat apakah dulu ketika mengikuti mata kuliah Oseanografi yang diampu oleh Dr John I Pariwono, beliau pernah menjelaskan soal Siklon Tropis?
Mungkin saja ya. Namun, ketika beliau --yang pernah menjadi pemateri pada seminar kelautan di Monash University-- menjelaskannya, saya sedang tidak berada di ruangan, atau mungkin sedang mengantuk sehingga tak konsentrasi mengikuti materi beliau.
Namun belakangan kata itu mulai ramai dibicarakan. Bahkan, siklon tropis dianggap sebagai biang penyebab terjadinya bencana ekologi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Siklon tropis erat hubungannya dengan laut dan fenomena alam dj atasnya.
Siklon tropis erat hubungannya dengan laut dan fenomena alam dj atasnya.
Secara sederhana siklon tropis bisa disebut badai, atau topan.
Awalnya, ia muncul karena air laut yang hangat, lalu naik (menguap) ke atmosfir membentuk awa. Naiknya uap air tersebut menyebabkan tekanan udara di bagian bawah menjadi rendah dan angin dari luar "mengalir masuk".
Angin yang masuk ini kemudian terkena coriolis effect, yakni pengaruh rotasi bumi, sehingga berbelok. Di belahan bumi utara, angin berputar berlawanan arah jarum jam. Di belahan bumi selatan, angin berputar searah jarum jam.
Angin yang masuk ini kemudian terkena coriolis effect, yakni pengaruh rotasi bumi, sehingga berbelok. Di belahan bumi utara, angin berputar berlawanan arah jarum jam. Di belahan bumi selatan, angin berputar searah jarum jam.
Hasil pembelokan dan perputaran ini membentuk pusaran besar. Pusaran ini terus bertambah kuat karena ada sumber energi dari laut hangat.
Tentu saja fenomena angin yang berputar ini tidak melulu menjadi badai. Ia bisa menjadi gangguang cuaca biasa (disturbansi tropis), bisa juga menimbulkan depresi tropis (angin yang bertiup di bawah kecepatan 63 km/jam).
Jika kecepatan angin yang ditimbulkannya mencapai 63–118 km/jam maka ia dinamakan badai tropis. Dan, jika melaju dengan kecepatan lebih dari 119 km/jam, maka ia dinamakan siklon tropis.
Siklon tropis, selain menyebabkan angin yang bertiup sangat kencang, juga menimbulkan gelombang laut yang tinggi, disertai hujan yang sangat lebat dan awan yang berputar-putar.
Hujan lebat dan gelombang laut yang tinggi inilah yang kerap menyebabkan banjir dan tanah longsor. Pada kasus banjir di Sumatera belakangan ini, badai siklon tropis telah meluluhlantahkan pemukiman warga, terutama di wilayah dekat aliran sungai.
Tapi yang menarik, siklon tropis sebenarnya tak pernah terjadi di wilayah yang dilewati khatulistiwa. Indonesia, salah satunya. Lantas mengapa kali ini badai yang disebabkan oleh perbedaan suhu laut ini justru menerjang Sumatera dan mengakibatkan hampir seribu orang meninggal dunia dan mungkin puluhan ribu lainnya kehilangan harta dan rumah tinggal?
Kita akan lanjutkan pembahasannya nanti! ***
Tentu saja fenomena angin yang berputar ini tidak melulu menjadi badai. Ia bisa menjadi gangguang cuaca biasa (disturbansi tropis), bisa juga menimbulkan depresi tropis (angin yang bertiup di bawah kecepatan 63 km/jam).
Jika kecepatan angin yang ditimbulkannya mencapai 63–118 km/jam maka ia dinamakan badai tropis. Dan, jika melaju dengan kecepatan lebih dari 119 km/jam, maka ia dinamakan siklon tropis.
Siklon tropis, selain menyebabkan angin yang bertiup sangat kencang, juga menimbulkan gelombang laut yang tinggi, disertai hujan yang sangat lebat dan awan yang berputar-putar.
Hujan lebat dan gelombang laut yang tinggi inilah yang kerap menyebabkan banjir dan tanah longsor. Pada kasus banjir di Sumatera belakangan ini, badai siklon tropis telah meluluhlantahkan pemukiman warga, terutama di wilayah dekat aliran sungai.
Tapi yang menarik, siklon tropis sebenarnya tak pernah terjadi di wilayah yang dilewati khatulistiwa. Indonesia, salah satunya. Lantas mengapa kali ini badai yang disebabkan oleh perbedaan suhu laut ini justru menerjang Sumatera dan mengakibatkan hampir seribu orang meninggal dunia dan mungkin puluhan ribu lainnya kehilangan harta dan rumah tinggal?
Kita akan lanjutkan pembahasannya nanti! ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar yang bermanfaat